Rabu, 14 Oktober 2015

cerita sex Selingkuh dengan tetangga kos

Selingkuh dengan tetangga kos
Aku Fadil rahmat mahasiswa di Kampus X di
jogja, berasal dari keluarga sederhana
di kota di luarjogja. Di Lampung ini aku
tinggal ngekos di sebuah bedengan dekat
dengan kampus dan rata-rata rumah disini memang dijadikan kos-kosan, baik
untuk putri maupun putra.Kosanku
download videonya klik sini
berada didaerah bagian belakang dusun
dan dibagian depanku ada kos putra,
disamping ada kos putri, dan di
belakang ada kos putri yang dihuni 7 orang. Yang akan aku ceritakan disini
adalah pengalamanku denganpenghuni
kos putri yang berada di belakang
kosku.Singkat cerita aku dan penghuni
kos putra yang lainnya memang sudah
kenal dan lumayan akrab dengan penghuni kos putri belakang, jadi kalo
ada yang perlu bantuan tinggal bilang
saja. Aku sering sekali main ke kosan
putri itu untuk sekedar ngobrol-
ngobrol saja diruang tamunya, itupun kalau dikosanku lagi sepi, maklum saja
aku sendiri yang angkatan tua yang
nyaris gak ada kerjaan, sedangkan yang
lainnya masih sibuk dengan kuliah dan
kegiatan-kegiat an lainnya.Saking seringnya aku main ke kosan belakang,
ketujuh cewek penghuninya sudah
sangat terbiasa dengan kehadiranku
disana, dan ada satu orang cewek
bernama Ana, tingginya sekitar 165cm,
beratnya sekitar 50kg, kulitnya kuning, ukuran Branya mungkin cuma 34A,
pernah sehabis mandi masih dengan
balutan handuk sejengkal diatas lutut
dia lewat didepanku dengan santainya.
Aku yang masih sangat normal sebagai
lelaki sempat melongo melihat pahanya yang mulus ternyata, dan dia cuek aja
tampaknya. Sampai suatu hari, sewaktu
liburan UAS sekitar menjelang sore saat
aku datang ke kosan belakang seperti
biasa, disana hanya ada Ana sendiri, dia
memakai daster bunga-bunga tipis selutut, dia sedang didepan komputer
dikamarnya yang terbuka pintunya,
kupikir dia lagi mengerjakan tugas“lagi
ngapain, An? Yang laen kemana?”
tanyaku didepan pintu, “eh Mas Fadil,
lagi suntuk nih, lagi ngegame aja, yang laen kan mudik mas, trus Mbak rina kan
KKN pulangnya malem terus”
jawabnya sambil masih memainkan
mousenya “masuk mas”.Aku pun
masuk dan duduk di karpetnya“
emang kamu ga mudik juga An?”“aku kan ngambil SP mas, males
klo harus ngulang reguler”
jawabnya.“lagi ngegame apa sih?”
tanyaku lagi“ini nih maen monopoly,
abis yang ada cuma ini” sambil
merubah posisi kakinya bersila dansempat memperlihatkan pahanya,
akupun melongo lagi di sajikan pahanya
itu, sampai akhirnya dia sadar dan
sambil menutup pahanya dia bilang
“hayo ngliatin apa?”“eh ngga, ga liat
apa-apa” jawabku gelagapan“hayoo o ngaku, pasti nafsu ya, dasar cowo” dia
bilang“yeee jangan cowo aja donk
yang salah, yang bikin nafsu kan
cewe” kataku membela diri“wuuu
ngeles aja” dia bilang sambil
melanjutkan gamenya tadi, “eh mas punya film ga? BT nih”“film apa ya?
Yang di tempatku kan dah di tonton
semuanya” jawabku“yaaah apa aja
deeeh” dia memohon“apa dong, ya
emang udah ga ada lagi, ada juga bokep
tuh klo mau”“mau dong mas mau” dia bilangaku kaget mendengar itu
langsung bilang“beneran nih, nanti
kepengen repot lagi”“udah sana
ambilin, aku iseng ni mas”“tapi
nontonnya bareng ya” kubilang“iihh
ga mau ah, nanti malah mas fadil pengen, bisa diperkosa aku”“ga
bakalan atuh sampe kaya gitu, mau
diambilin ga niy? Tapi nonton bareng
ya”“iya deh, ambil sana”
pintanya.Secepa tnya aku lari ke kos lalu mengcopybokepya ng ada di komputer dikamarku, aku copy yang
bagus-bagus saja, kemudian setelah
selesai aku langsung berlari ke kamar
Ana dan menyerahkannya. Ana pun langsung mengcopy yang ada di
flashdiskku.Kam ipun menontonnya, aku duduk berada disebelah kirinya, dan
dia duduk sambil memegang bantal.
Kami tak ada bicara saat film itu dimulai.
Baru beberapa menit menonton, aku
mulai horny karena baru kali ini aku
nonton bokep sama cewek yang bukanpacarku berdua saja, kontan saja
akupun agak-agak salah tingkah
berganti-ganti posisi duduk demi
menutupi kontolku yang sudah berdiri
tegang. Tak berapa lama sepertinya
diapun mulai merasakan hal yang sama, nafasnya mulai tak teratur dan agak
berat seperti ada yang ditahan,
duduknya punmulai berganti posisi dan
sekarang bersila sambil memeluk
bantalnya itu. Seandainya aku yang jadi
bantalnya, hmmmmm. Akhirnya aku memberanikan diri
bertanya“kenapa , An? hayoo”“apaan sih, ga kenapa-napa
ko, mas tuh yangkenapa dari tadi gerak-
gerak terus?” dia merengut“ yahhh,
namanya juga nonton bokep An,
nontonnya sama cewek manis berdua
aja lagi” kubilang“emangn ya kenapa klo nonton ma cewek berdua
aja”, sepertinya dia
memancingkuneka d saja aku bilang“ya, jadi kepengen lah
jadinya”“tuuh kan bener yang aku
bilang tadi” Dia melanjutkan“ mas
fadil suka ya begituan?”dan aku jawab
asal “ya sukalah, enak sih”“lah
kamu sendiri suka nonton bokep ya? Dah dari kapan? Jangan-jangan kamu
juga udah lagi?” langsung aku cecar
saja sekalian“iihhh, apaan sih” dia bilang,“udahhh ngaku ajah, udah
pernah kan?kalo udah juga ga papa,
rahasia aman kok, hehe” aku cecar
terus“mmmm tau ah” dia malu
tampaknya, kemudian dia mengalihkan
dan bertanya“mas fadil klo begituan suka jilatin kaya gitu mas” sambil
menunjuk adegan cowok lagi jilatin
memek cewek“iya, suka, di oral juga
suka, kenapa? Pengen ya
hehehe”“ihhhh orang cuma nanya”
jawabnya malu-malu“kamu emangnya belom pernah di oral kaya gitu
An?”“belom lah,aku sebenernya
pernah ML 2 kali, tp cowokku ga pernah
tuh ngejilatin ‘itu’ku, aku terus yang
disuruh isepin ‘anu’nya “ akhirnya
dia ngaku juga“ wahh keenakan cowokmu donk, diisep terus kontolnya
ma kamu, dah jago dunk, jadi pengen,
hehe”“wuuu sana ma pacarmu
sana” katanya“pacarku kan jauh An” jawabku. Aku langsung bergeser
merapatkan diri disamping dia“ an,
mau aku jilatin memeknya ga?” aku
langsung aja abis udah ga tahan. Dia
diam saja, aku cium pipinya diapun
menghadapkanmuk anya kearahku, aku dekatkan bibirku ke bibirnya dan
kamipun berciuman dengan sangat
bernafsu. Tangan kiriku mulai meraba
toketnya, diapun melenguh “mmmh”
sambil tetap berciuman.“An, udah
lama aku pingin ngerasain ngentot sama kamu” kataku“aku juga mas, aku kan
sering mancing mas fadil, tapi mas
kayanya ga ngerasa” dia bilang“ihh
pake mancing-mancing segala, kan tinggal ajak aja aku pasti mau”“yeee
masa aku yang ajak” katanya manja
sambil menggelayutkan tangannya
dileherku“berar ti boleh dong memeknya aku jilat” sambil
kuturunkan tanganku ke memeknya
yang masih terbalut dasternya“lom
diijinin aja tangannya udah megang
memekku nih” sambil tersenyum
kemudian menciumiku.Aku langsung melumat bibirnya sambil mengangkat
dasternya hingga tanganku dan
memeknya hanya dibatasi CD tipis saja.
Ana sudah mulai memasukkan
tangannya kedalam celana(saat itu aku
hanya menggunakan celana boxer) dan CD ku sampai menyentuh kontolku dan
kemudian mengelusnya
lembut“mmmhhh Ana sayang”Aku
membuka kaosku lalu melepaskan
dasternya sekalian hingga tersisa CD
dan bra nya saja.“kamu seksi An”“mas fadil juga kontolnya gede,
Ana suka banget, Ana isep ya?”“iya
An, aku juga ga sabar pingin memek
km”Akupun berdiri, Ana
memelorotkan celana sekaligus CDku
sampai kontolku seperti melompat kedepan mukanya saking tegangnya,
Ana sedikit kaget saat melihat kontolku
yang memiliki panjang sekitar
17cm“mas, gede ih, pacarku ga
segede ini kontolnya”Saat dia sudah
membuka mulutnya ingin melahap kontolku, aku langsung menariknya
hingga berdiri“sebenta r sayang, dah ga sabaran pengen isep ya?”Ana
mengangguk manyun“kita 69 yuk
sayang”Aku membuka tali bra nya dan
lalu cdnya kuturunkan, terlihat bersih
memeknya tanpa jembut.“memekdownload videonya klik sini
kamu bersih sayang”“baru kemaren aku cukur mas, abis suka gatelkalo ada
bulunya, mas suka ngga?”“suka
banget sayang” sambil kuciumi
memeknya.Ana naik ke kasurnya
dengan posisi telentangmengun
dangku, akupun naik dan memposisikan kontolku berhadapan dengan mukanya
lalu mukaku didepan memeknya.Aku
mulai menjilati memeknya dengan
lembut, Ana tanpa ragu memasukkan
kontolku ke mulutnya dan
mengocoknya perlahan“oughhh , mmmhhh Ana sayang” memek Ana
terasa sangat legit aku menjilati
klitorisnya yang kemerahan“hmpff
hhh….mmmpphhh” Ana
melenguhSekitar 5 menit kami di posisi ini, kami sudah sama-sama tidak
tahan, aku mengubah posisiku berada di
atas tubuh telentang Ana dan
mengarahkan kontolku ke memeknya.
Memeknya sudah agak basah setelah
oral tadi, aku menggesek-gesek kan kontolku sesaat“ohhhh, masukin
masku sayang, Ana ga tahan lagi
mmmmhhh”Aku senang
mendengarnya memohon minta di
entot. Aku menekankan kontolku
perlahan, baru kepalanya yang masuk, agak sulit, aku hentakkan sedikit, Ana
menggigit bibirnya, dan akhirnya
kontolku berhasil memasuki lubang
senggamanya, sempit dan seret
rasanya membuatku merasakan
kenikmatan saat aku awal bercinta dengan pacarku, namun ini terasa lebih
mungkin karena lebih menantang. Aku
memompa memeknya perlahan-
lahan, Ana mengikuti gerakanku dengan menggerakkan pinggulnya
mengarahkan memeknya. Aku genjot
terus sambil kupeluk Ana dan menciumi
bibirnya yang merah basah.“mmh.
Hmmpppf….sayang enak banget sayang, memek kamu sempit banget,
kontolkukaya dipijet-pijet”“ he emh mas, oughhh terus mas, masukin
terus mas, biar Ana jepit kontolnya,
ahhhhh” bicaranya terengah-
engahA ku menggenjot terus sampai akhirnya kontolku amblas didalam
memeknya. Aku semakin cepat
memompa liang senggamanya.“ah
hh,,ohhhh, masku,,,ohh,,en tot aku ohh..enak banget mas sayang, Ana
pingin oohhhhh dientot mas terus, ayo
ooougghhh” Ana sudah tak karuan
omongannya saking menikmatinya. 15
menitan kami bercinta dalam posisi
tersebut dan aku memintanya nungging untukposisi doggy , Ana menurut saja,
aku masukkan kontolku kememeknya
lagi dan sekarang sudah agak lancar
walaupun masih terasa sempitnya
seperti memeras dan menyedot
kontolku masuk. Aku memegang pantatnya yang mulus bersih sambil aku
pompa tak terlalu cepat, Anapun
memajumundurkan memeknya hingga seperti akan menelan kontolku
seluruhnya dan sangat nikmat
rasanya.Aku mempercepat genjotanku
di memeknya, Ana sedikit berteriak
kenikmatan“auhh mas,, mmmhh terus mas, enak ahhh…kontol mas…
oohhh sayang”Nafasku semakin
memburu dan bernafsu mendengar
ocehannya itu membuat genjotanku
menjadi sangat cepat“sayang, aku
kluarin dimana sayang…ah ah oughh”“didalem… argh aja sayang auuhhh ga papa, Ana juga mau keluar
mmmhhh”Genjotan ku cepat sekali karena spermaku sudah tak
tertahankan lagi mau
keluar.“arrrggh hh aku keluar sayanggg”Dan saat itu juga tubuh Ana
mengejang orgasme“ahhhhhh h, aku juga ssssshh mas”Aku muntahkan
spermaku dalam lubang memek Ana,
aku memutar tubuh Ana dengan kontol
masih tertancap di memeknya,aku
memeluk dan menciumnya“kamu
hebat sayang, memek kamu hebat jepitannya”“mas fadil juga”Dia mengajakku ke kamar mandi untuk
membersihkan tubuh kami, dengan
masih telanjang kami keluar kamar dan
menuju kamar mandi. Aku
membersihkan seluruh tubuhnya
dengan perasaan sayang yang luar biasa, dan diapun melakukan hal yang
sama kepadaku.Setela h selesai membersihkan tubuh kami, kami
kembali kekamarnya dan memakai
kembali pakaian kami,saat itu dia bilang
kepadaku“makasi h ya mas, udah ngasih kepuasan buataku, enak banget
ngentot sama kamu mas”“sama-
sama sayang, besok-besok lagi
ya?”“siap mas. Muachh” jawabnya
sambil menciumkuAkupun kembali ke kosku dengan hati sangat senang
dan saat ada kesempatan berdua
kamipun melakukannya lagi. Atau saat
sama-sama tidak tahan kami janjian ke
hotel untuk memuaskan nafsu
kami.download videonya klik sini

cerita sex terbaru sepupu yang baik

sepupu yang baik
Pertama kali aku mengenal dirinya, aku kagum dengan budi pekerti dan kesopanan bicaranya. Saat itu aku masih ingat, dia sudah duduk di bangku akhir SLTP dan usianya menginjak 15 tahun, namanya Eva, ya.. Eva, cantik sekali namanya secantik orangnya. Waktu itu aku sudah bertunangan dengan kakak sepupunya yang sekarang telah menjadi istri tercintaku dan dikaruniai seorang putra yang lucu.
Tiga tahun kemudian adik sepupu istriku Eva datang ke rumahku dan memintaku untuk membantu mencarikan PTS di kotaku. Aku dan istriku jadi repot dibuatnya karena harus mengantarkan dia untuk daftar, test dan cari kost. Selama membantu dia, aku mendapatkan pengalaman yang sangat menarik dan membuatku bertanya-tanya dalam hati.
download videonya klik sini

Selama aku membantunya mencarikan PTS di kotaku, dia sering mencuri pandang ke arahku dengan pandangan yang nakal, kemudian terseyum sambil memandang kejauhan. Hampir tanpa ekspresi, aku pun terdiam sampai dia berlalu. Aku terkejut bukan karena cara pandangannya kepadaku, tapi dia sendiri itu yang membuat jantungku berdetak lebih cepat. Aku kemudian berandai-andai, jika waktu berpihak kepadaku, jika keberuntungan mendukung, jika kesempatan mau sedikit saja berbaik hati. Mungkin juga aku yang terlalu berharap dibuatnya, sebenarnya batinku tidak setuju untuk menyebutnya begitu.
Sesungguhnya kita sering diganggu oleh ketidakpastian yang menghantui kotak pikiran, namun setelah kenyataan dihadapan mataku, maka baru sadar. Aku takut tidak dapat mengendalikan diriku lagi. Pada suatu hari dia datang ke rumahku, karena ada hari libur besoknya, dia mau menginap di rumahku. Hatiku jadi gelisah, aku ingin melakukan sesuatu, mengalirkan magma yang meledak-ledak dalam diriku. Tapi batin dan nuraniku melarangnya, tidak sepantasnya itu terjadi padaku dan sepupuku.
"Kak, tolong aku dong!" Pandangannya menusuk, menembus dadaku hingga jantungku, serasa ingin meloncat.
"Jika Kakak tak keberatan, Eva minta diajarin naik motor bebek", matanya mengerling ke arahku serasa terseyum manis.
Belum pernah aku menerima tawaran seperti ini dari wanita. Kau telah menyentuh sisi paling rawan dalam hatiku. Aku mengangguk sambil tetap mencengkram wajahnya dengan tatapanku, sayang untuk dilepaskan. Wajahnya lembut, tenang dan dewasa, kalau saja tubuhnya setinggi minimal 175 cm, pastilah sudah menjadi bintang film sejak lama. Rambutnya sebahu, kulitnya kuning langsat, Pokoknya mantap!
"Mengapa memilih Kakak? Mengapa tidak kepada pacarmu atau temanmu yang lain?" tanyaku.
"Saya telah memilih Kakak", katanya manja. Aku mulai menggodanya..
"Memilih Kakak?" Dia mengangguk lugu, tetapi semakin mempesona.
"Kalau begitu, jangan protes apa-apa, kamu Kakak terima menjadi murid, sederhana bukan?" kataku.
"Kakak akan menyesal jika melewatkan kesempatan ini, sebab Kakak ingin tercatat dalam hati sanubari Eva yang paling dalam sebagai orang paling berjasa menumbuhkan dan menyemaikan bakat naik motor kepada Eva gadis yang manis, kandidat peraih Putri Indonesia." Tawanya meledak, matanya menyepit, bibirnya memerah. Pipinya juga, duhh..!
"Kapan Kak belajarnya?" tanya dia.
"Sekarang", jawabku.
download videonya klik sini
Kemudian kami pamit kepada istriku, dan aku mengeluarkan motor bebek, kuhidupkan mesinnya. Aku duduk di depan dan dia di belakangku, aku mencari daerah yang sepi lalu lintasnya. Setelah sampai di daerah yang lalu lintasnya kurasa sepi, aku menghentikan dan turun dari motor. Kemudian aku memberikan beberapa petunjuk yang diperlukan dan mempersilakan dia untuk duduk di depan dan aku di belakangnya. Beberapa menit kemudian motor mulai jalan pelan dan bergoyang-goyang hingga mau jatuh. Terpaksa aku membantu memegang stang motor, aku tidak sempat memperhatikan lekuk tubuhnya. Badannya sangat indah jauh lebih indah dari yang aku bayangkan. Lehernya yang putih, pundaknya, buah dadanya.. Akh..!
Setelah aku membantu memegang stang, motor dapat berjalan dengan stabil, aku mulai dapat membagi konsentrasi. Aku merasakan kehangatan tangannya, telapak tanganku menumpuk pada telapak tangannya. Kuusap tangannya, dia nggak bereaksi, mungkin karena lagi konsentrasi dengan jalan. Kemudian aku merapatkan dudukku ke depan sehingga kemaluanku merapat pada punggung bagian bawah. Hidungku kudekatkan ke belakang telinganya, tercium bau wangi pada rambutnya. Aku mulai terangsang, kemaluanku mulai tegak di balik celana dalam yang kupakai.
Karena dia sudah mulai dapat menguasai motor, sementara aku masih dapat mengontrol diriku dengan baik, kutawarkan untuk latihan sendiri dan aku menunggu di warung saja. Tapi dia nggak mau, dia ingin aku tetap duduk di belakangnya. Aku jadi khawatir sendiri, kalau begini terus akan berbahaya, imanku kuat tapi barangku nggak mau diajak kompromi.
Akhirnya timbul dalam pikiranku untuk sekedar berbuat iseng saja. Kemudian aku pura-pura menjelaskan soal lalu lintas, aku merapatkan badanku sampai kemaluanku menempel di bawah punggungnya. Eva pasti juga dapat merasakan kemaluanku yang tegak. Tapi dia cuma diam saja, kubisikan di telinganya..
"Eva, kamu cantik sekali!" kataku dengan suara bergetar.
Tetapi dia tetap tidak bereaksi, kemudian aku meletakkan kedua tanganku di kedua pahanya. Rupanya dia tetap tidak bereaksi, aku jadi semakin berani mengusap-usap pahanya yang terbuka, karena dia memakai celana pendek.
"Akh.. Kakak nakal! Entar dimarahi Kak Lina lho, kalau ketahuan!", katanya manja.
"Kalau Eva nggak cerita, ya.. Nggak ada yang tahu! Emang Eva mau cerita sama Kak Lina?" tanyaku.
"Ya.. Nggak sih", katanya.
"Kalau gitu kamu baik dech", kataku.
Karena mendapat lampu hijau aku semakin berani, kukatakan bahwa payudaranya sangat bagus bentuknya, lebih bagus dari punya kakaknya, Lina. Dia tampak senang.
"Kakak ingin sekali menyentuhnya, boleh nggak?" kataku meluncur dengan begitu saja.
"Akh.. Kakak nakal", katanya manja.
Aku semakin nekat saja, sebab dari jawabannya aku yakin dia nggak keberatan. Kemudian tanganku pelan-pelan mulai menyentuhnya dan kemudian memegang penuh dengan telapak tanganku. Wah, rasanya keras sekali, kucoba meremasnya dan dia sedikit terkejut. Aku tidak dapat memegang lama-lama sebab harus membagi konsentrasi dengan jalan. Yang jelas kemaluanku semakin berdenyut-denyut.
download videonya klik sini
Aku tersentak waktu dia mengerem motor dengan mendadak untuk menghindari lubang. Tubuhku menekan tubuhnya hingga membuat kesadaranku pulih, akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya pulang. Aku sempat melihat kekecewaan di matanya. Tapi mau bagaimana lagi itu jalan terbaik, agar aku tidak sampai terjebak pada posisi yang sulit nantinya.
Besok paginya, waktu aku mau berangkat bekerja, istriku memintaku untuk mengantarkan Eva dulu ke tempat kostnya. Tentu saja aku bersedia, malah jantungku menjadi berdebar-debar. Nggak lama kemudian Eva mendekati kami.
"Kak, antarin Eva dulu dong? Eva ada kuliah pagi nich! Teman Eva nggak jadi menjemput", katanya.
"Ayo!" ajakku sambil masuk ke dalam mobil.
"Eva mau mandi dulu ya Kak!" katanya.
"Nggak usah, nanti keburu macet di jalan, mandinya nanti aja di kost.", jawabku.
Di dalam hatiku aku sudah berjanji bahwa aku harus dapat mengendalikan diri. Sehingga selama dalam perjalanan aku banyak diam. Akhirnya dia mulai membuka pembicaraan..
"Kak, kok diam aja sih? Marah ya? Anterin Eva pulang!" kata Eva.
"Kakak cuma lagi kurang enak badan saja", jawabku sekenanya.
Setelah sampai di depan rumah kostnya, dia minta aku untuk ikut masuk, mengambil mainan yang telah dibelikannya untuk anakku. Mulanya aku menolaknya, tapi karena dia mau buru-buru berangkat kuliah dan juga belum mandi, sedangkan kamarnya di lantai 3. Aku jadi kasihan kalau dia harus naik turun tangga hanya untuk mengambilkan mainan saja. Akhirnya aku mengikutinya dari belakang, aku sempat heran dan tanya kepada dia..
"Kok sepi sekali?"
Ternyata kata Eva semua sudah pada berangkat kuliah. Kemudian aku disuruh menunggu di kamarnya, sementara dia mandi. Setelah selesai mandi dia masuk ke kamar, wajahnya kelihatan segar.
"Lho kok nggak ganti pakaian?" tanyaku.
"Iya, tadi temanku kasih tahu kalau dosennya nggak masuk, jadi Eva nggak perlu buru-buru lagi." katanya. Sementara aku duduk di tempat tidurnya, dia mengambilkan mainan yang akan diberikan pada anakku.
"Ini Kak", katanya sambil duduk di sampingku.
"Wah bagus sekali. Terima kasih ya!" kataku.
Sewaktu aku mau berpamitan keluar, pandangan mataku beradu dengannya, hati ini kembali berdebar-debar, pandangan matanya benar-benar meluluh-lantakan hatiku dan menghancurkan imanku. Aku tidak jadi berdiri, kupegang tangannya. Kuusap dengan penuh perasaan, dia diam saja, kemudian kupegang pundaknya, kubelai rambutnya..
"Eva kamu cantik sekali", kataku dengan suara bergetar, tapi Eva diam saja dengan muka semakin menunduk. Kemudian aku meletakkan tanganku di pundaknya. Dan karena dia diam saja, aku jadi semakin berani, kucium di bagian belakang telinganya dengan lembut, rupanya dia mulai terangsang. Dengan pelan-pelan badan Eva aku bimbing, kuangkat agar berada dalam pangkuanku.
Sementara kemaluanku semakin menegang, usapan tanganku semakin turun ke arah payudaranya. Aku merasa nafas Eva sudah memburu seperti nafasku juga. Aku semakin nekat, tanganku kumasukan ke dalam kaosnya dari bawah. Pelan-pelan merayap naik ke atas mendekati panyudaranya, dan ketika tanganku sudah sampai ke pinggiran payudaranya yang masih tertutup dengan BH-nya, kuusap bagian bawahnya dengan penuh perasaan, dia menggelinjang dan menoleh ke arahku dengan mulut sedikit terbuka.
Aku jadi tidak tahan lagi, kutundukan muka kemudian mendekatkan bibirku ke bibirnya. Ketika bibir kita bersentuhan, aku merasakan sangat hangat, kenyal dan basah. Aku pun melumat bibirnya dengan perasaan sayang dan Eva membalas ciumanku, pelan-pelan lidahku mulai menjulur menjelajahi ke dalam mulutnya dan mengkait-kaitkan lidahnya, membuat nafas Eva semakin memburu.
Tanganku pun tidak tinggal diam, kusingkapkan BH-nya ke atas, sehingga aku dapat dengan leluasa memegang payudaranya. Aku belum melihat tapi aku sudah dapat membayangkan bentuknya, ukurannya tidak terlalu besar dan terlalu kecil, sehingga kalau dipegang rasanya pas dengan telapak tanganku. Payudaranya bulat dengan punting yang tegak bergetar seperti menantangku. Kuusap dan kuremas, Eva mulai merintih.
Kemudian Eva kurebahkan di kasur, kulepas kaosnya dan BH-nya sehingga tampak pemandangan yang sangat menakjubkan. Dua buah gundukan yang berdiri tegak menantang, kupandangi badannya yang setengah telanjang. Kemudian mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya, dan ketika mulutku menyentuh buah dadanya, Eva merintih lebih keras. Nafsuku semakin naik, kuciumi susunya dengan tidak sabar. Putingnya kukulum dengan lidahku, kuputar-putar di sekitar putingnya dan susunya yang sebelah kuremas dengan tanganku.
"Aduuhh.. Ahh.. Ah", Eva semakin mengerang-erang dan dengan gemas putingnya kugigit-gigit sedikit.
Badannya menggelinjang membuatku semakin bernafsu untuk terus mencumbunya. Sekarang tanganku mulai beroperasi di daerah bawah, kubuka celana pendeknya hingga sekarang hanya mengenakan celana dalam saja, rupanya celana dalamnya sudah basah. Akhirnya kulepas sekalian, sehingga tampak vaginanya yang masih kencang dan ditumbuhi rambut yang tidak banyak, membuat kemaluanku semakin tegang.
Kubersihkan vaginanya dengan bekas celana dalamnya. Kemudian kupandangi dan kuusap-usap dengan penuh perasaan, Eva tampak sangat menikmati sekali, dan saat jariku menyentuh klitorisnya, Eva menggelinjang dengan keras. Sementara klitorisnya masih kuusap-usap dengan jariku, Eva semakin menggeliat-liat. Pada saat itu aku ingin sekali mencium vaginanya, karena sudah terangsang sekali. Saat aku mau menunduk untuk mencium, kuangkat tanganku tapi pada saat itu dia langsung merapatkan kedua pahanya dan badannya tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa saat.
"Aahhkk.. Oohh.. Kak, aahh!"
Akhirnya Eva diam beberapa saat, kudiamkan saja, sebab dia baru saja merasakan orgasme. Tubuhnya terkulai lemas, aku jadi kasihan sehingga senjataku juga ikut-ikutan turun. Dengan penuh rasa kasih sayang aku menghampirinya, duduk di pembaringan sejajar dengan buah dadanya dan menghadap ke arah wajahnya. Tubuhnya kututupi dengan selimut. Kubelai rambutnya dan kucium keningnya, rupanya dia terharu dengan perilakuku. Baru saja aku mau berdiri, tanganku diraihnya, kemudian aku duduk lagi, tahu-tahu tangannya sudah ada di atas pahaku.
"Kak, baru kali ini Eva merasakan sensasi yang sangat luar biasa nikmatnya, sebab yang namanya disentuh oleh laki-laki Eva belum pernah, apalagi pacaran. Jadi Kakak adalah orang yang pertama yang menyentuh Eva, tapi Eva senang kok Kak. Tadi Eva merasakan nikmatnya sampai tiga kali Kak, Eva sangat puas Kak!"
Dalam hatiku bertanya mengapa bisa sampai 3 kali, padahal aku kira cuma sekali. Pantas dia langsung KO. Mungkin karena dia tidak pernah dijamah laki-laki, jadi tubuhnya sangat sensitif sekali.
"Kok diam saja, Kak? Apa Kakak juga udah puas?" tanyanya.
"Eva nggak usah pikirin Kakak, yang penting kamu sudah dapat merasakan nikmatnya orang bercumbu yang seharusnya belum boleh kamu rasakan. Sekarang Kakak mau berangkat bekerja dulu, oke!" kataku.
download videonya klik sini
"Kak gimana caranya biar Kakak juga bisa merasakan nikmat", katanya dengan lugu. Tangannya yang masih ada di atas pahaku tahu-tahu sudah melepas sabukku dan membuka celanaku.
"Biar Eva juga mau pegang punya Kakak seperti tadi Kakak pegang punya Eva, tadi waktu Kakak pegang memek Eva dan mengusap-usap, Eva mendapat kenikmatan luar biasa, berarti kalau punya Kakak Eva pegang dan diusap-usap pasti Kakak juga merasa nikmat", katanya sok tahu.
Sekarang celana dalamku sudah kelihatan dan Eva mulai memegang dan meremasnya dari luar. Kemaluanku jadi tegak dan menyembul keluar dari celana dalamku. Dia terkejut dan takjub, "Wuah besar sekali." Kalau sudah begini aku jadi lupa lagi dengan diriku, aku menurunkan celana dalamku agar dia dapat leluasa memainkannya. Kemaluanku yang sudah sangat tegak digenggamnya dengan telapak tangannya dan diremasnya.
"Akh.. Eva, enaakk", dia tambah bersemangat. Jari-jarinya mengusap-usap kepala kemaluanku.
"Eva, teruskan sayang.." kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa kemaluanku sudah keras sekali. Eva meremas dan mengurut kemaluanku semakin cepat.
"Eva!" seruku.
"Kakak akan terasa lebih nikmat kalau Eva mau menciumnya!"
Kemudian kupindahkan kepalanya di pahaku dan susunya menempel dipunggungku, aku ajari dia, mulanya kusuruh cium batang kemaluanku kemudian kusuruh jilati dengan lidahnya. Aku merasakan sesuatu yang lain yang tidak kualami jika dengan istriku, mungkin karena Eva masih gadis, lugu dan tubuhnya belum pernah dijamah sedikitpun oleh laki-laki.
Rupanya Eva juga menikmati dan mulai terangsang. Karena posisi kami kurang bebas, aku membimbing Eva bangun dari pembaring dan duduk di lantai sementara aku tetap duduk di pembaring, sehingga mukanya tepat di depan selangkanganku. Kini dengan leluasa dia dapat melihat kemaluanku yang semakin keras. Kemaluanku terus dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak.
Mulutnya perlahan mulai didekatkan ke arah kemaluanku dan bibirnya mengecup kepala kemaluanku, tangannya memegang pangkal kemaluanku. Mulutnya mulai ditempelkan pada kepala kemaluanku dan lidahnya kusuruh menjilati ujungnya. Dan aku mulai menyuruhnya untuk dikulum di dalam mulutnya, mulutnya mulai dibuka agak lebar dan kemaluanku bagian ujungnya mulai dikulum, aku semakin keenakan.
"Eva.. ennaak! Terus sayang, masukan terus lebih dalam lagi, nah.. Begitu sayang."
Rambutnya kuusap-usap dan kepalanya pelan-pelan kutarik kemudian kudorong lagi ke arah kemaluanku. Rupanya dia tahu maksudku, kemudian dia maju mundurkan kemaluanku di dalam mulutnya. Aku merasa sudah nggak tahan, apalagi sewaktu Eva melakukannya semakin cepat. Ketika aku merasa spermaku mau keluar, pelan-pelan kutahan gerakan kepalanya, maksudku mau menarik kemaluanku keluar dari mulutnya. Tetapi dia malah melawan gerakanku, dengan memegang pangkal kemaluanku lebih kuat dan mempercepat gerakannya. Akhirnya aku tidak dapat menahan lebih lama lagi..
"Aahh, aahh, aahh..!"
Spermaku keluar di dalam mulutnya dengan rasa nikmat luar biasa dan badanku sampai tersentak-sentak. Kemudian kemaluanku kutarik dari mulutnya. Aku melihat di mulutnya belepotan dengan spermaku, kuangkat dia dan kududukkan di pahaku, tanganku yang sebelah kiri menopang kepalanya, sedangkan tanganku yang kanan membersihkan mulutnya.
"Kamu pintar sekali, Kakak mendapatkan kenikmatan yang luar biasa", kataku berbisik.
"Eva.. Juga Kak, sekarang Eva merasakan tulang-tulang Eva seperti lepas!" Kemudian kuangkat tubuhnya yang masih telanjang, kurebahkan di pembaringan. Aku sendiri merapikan pakaian dan langsung pamit pulang.
Setelah kejadian tersebut aku sangat merasa menyesal, tapi lagi-lagi sudah terlambat, tapi hatiku mengatakan tidak ada yang terlambat, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Aku kembali berjanji dalam hatiku cukup sampai di sini download videonya klik sini

cerita sex PELAMPIASAN YANG SALAH

PELAMPIASAN YANG SALAH
Perkenalkan namaku Winda usiaku sekarang 30th tinggi 165cm dadaku termasuk gede karena berukuran 34b,aku termasuk sexy....aku sudah berkeluarga mempunyai 2 anak suamiku bekerja di sebuah perusahaan swasta aku tinggal di sebuah kota M di Jawa Tengah
Perlu pembaca ketahui keseharianku adalah ibu rumah tangga tiap hari mengantar anaku sekolah kalau siang jemput.kehidupan rumah tanggaku termasuk normal2 saja termasuk dalam berhubungan sex,aku termasuk perempuan engan gairah sex yang umayan tinggi.
aku mempunyai teman karib bernama dewi kira2 dia seusia dgnku dia bekerja disebuah perusahaan swasta sedang suaminya bekerja diinstansi pemerintah.aku sangat akrab sekali dengan dewi setiap ada waktu pasti kuluangkan untuk bermain denganya jalan ke mall kalau tidak juga cuma curhat2 biasa...paling enggak saya sering menghub dia lewat chatting atau bbm aku pun juga akrab dengan suaminya yang bernama mas yuda sampai2 aku sering bercanda dengan nya tp seringnya lewat bbm sih. download videonya klik sini
aku sering cerita dengan dewi perihal birahiku yang lumayan tinggi itu sampai2 aku sering lupa waktu bila sedang ingin bersetubuh dengan suamiku...dewi punsering bercerita mengenai kehidupan sex bya yang dia katakan sehat2 saja.
cerita ini berawal ketika hari jum'at siang sekitar jm 2 aku akan menjemput anaku yang sekolah.siang itu sehabis mandi aki berganti dengan setelan G-String CD dan BRA yang serasi berwarna Putih dipadu dengan rok panjang karena siang itu aku berharap suamiku pulang lebih awal dan aku akan memberi kejutan untuk pakain ku ini berharap bisa berhub sex dengan suamiku...dan sewaktu mau berangkat suamiku telp pulangya agak malam karena dia akan keluar kota untuk meeting dikantor pusat diluar kota katanya pulang sekitar jm 10 malam.dengan terpasa aku mengiyakanya walaupun aku sangat kecewa karena libidoku sedang tinggi. download videonya klik sini
waktu mau berangkt jemput itu ternyata mendung menggelayut aku lupa bawa mantol waktu berjalan sekitr 200m hujan turun dengan lebatnya karena tanggung aku numpang berteduh dirumah dewi temanku itu motor kuparkir dan aku berlari menuju kerumah dewi dan ternyata mas Yuda sudah pulang kerja dia sambil duduk menikmati rokok dan bermain hp.karena hujan sangat lebat dan petir menyambar2 aku pun dipersilahkan masuk.kutunggu sekitar 30menit ternyata hujan gak reda2 malah tambah deras disertai petir...akhirnya kuputuskan untuk menelpon adiku untuk jemput anaku kesekolah karena aku sedang berteduh dan gak bawa jas hujan. download videonya klik sini
aku disuruh masuk dan dibuatkan minum oleh mas Yuda karena aku nampak kedinginan akupun ngobrol2 dengannya mulai dari kerjaan suamiku sampai masalah sex aku mulai terangsang dengan obrolan itu sampai aku kebelet pipis dan meminta ijin kebelakang waktu kubuka CDku aku sudah basah dengan cairan bening...ohhh ternyata aku mulai terangsang.setelah selesai dari kamar mandi aku keluar karena licin aku terjatuh dan kakiku agak terkilir spontan aku berteriak memanggil mas YUda.
dia tanya"kenapa win kok bisa jatuh" iya mas ini licin jd aku terjatuh....sambil duduk dilntai kakiku kutekuk satu aku diurut mas Yuda ternyata roku agak tersingkap dan CDku kelihatan aku gak sadar kalau mas Yuda sambil tertunduk malu dan sesekali melirik pangkal pahaku. download videonya klik sini
Mas Yuda memapah aku disofa dan sambil mengurut dia bertanya"yang sakit sebelah mana win?sambil dia melirik ke arah pangkal pahaku yang kelihatan sedikit CD seksi ku kulirik dicelana pendeknya sepertinya penisnya mulai berdiri setelah melihat CDku.akupun diurut sambil meringis kesakitan....tak terasa urutanya semakin keatas.aku pun berkat"jangan keatas2 mas aku gak kuat gelinya"sambil bercanda dia berkata"emang yang dicari kan gelinya'aku pun diam saja.sambil rebahan di sofa diiringin hujan yang sangant lebat mas yuda terus mengurut betisku...rabaan itu membuat otot vaginaku berdenyut tak terasa vaginaku mulai basah kulirik jam menunjuka pukul 3 sore.pijatanya mulai keatas sampai pangkal pahaku dan rokku tersingkap mulai keatas dan jarinya menyentuh Celana dalamku aku mulai terbuai...tak terasa mas yuda mulai meraba2 cdku aku bilang"jangan mas nanti kalo dewi pulang bisa berabe"tanganya terus memaksa masuk kedalam roku...akhirnya pertahannku jebol juga dia muliai memijat2 vaginaku dari luar cd mas yuda pun mulai mendekatkan wajahnya dan kamipun bepagutan...bibirnya mulai menyentuh bibirku dia mulai mencium bibirku tangan kanannya mulai memijat klitorisku aku meulai melayang..dalam batinku aku berkata "maafkan aku dewi aku telah mengkhianati persahabatan kita"tanganku mulai memijat penis mas yuda dari luar celananya.
tangan kanan mas yuda meremas payudaraku..aku terus memijit pensisnya.mas yuda terus menyerabg leher dan bibirku.roku mulai disingkap sampai atas dan mulai terlepas kini hanya tingal bra dan cd gstring putihku...aku pun kaget ternyata sampai sejauh ini aku sama mas yuda.sambil terus berpagutan mas yuda melepas celana pendek dan kaos yang dipakainya.kita sekaranga sama2 hanya memakai cd saja.ciumanya mulai turun ke perut dan akhirnya turun ke selangkangnku aku tak kuasa menolak walaupun aku gak risih karena selama ini aku tdk pernah melakukanya dengan suamiku.mas yudda mulai menciumi vaginaku dari luar cdku.vaginaku mulai basah karena banjir orgasme.aku tidak mau ketinggalan kupelorotkan cd mas yuda dan ternyata penisnya lebih besar dan panjang dari suamiku kutaksir panjangnya 17cm.kujilati tanpa rasa risih.kamipun melakukan gaya 69 mas yuda mulai menari G-Strings putihku dan menjilati klitorisku aku semakin terbuai ke awang2.sambil ku pilin putingku sendiri.setelah puas sambil telanjang kami beradu muka dan berciuman sangat rakus seperti pengantin baru...dia menidurkanku disofa dan mulai menggesek2kanpenisnya ke vaginaku...kepala penisnya mulai menerobos bibir vaginaku aku melayang dibuatnya dalam hati aku memohn maaf kepada dewi karena telah bersetubuh dengan suaminya...mas yuda mulai memasukan kepala penisnya kedalam vaginaku sambil memijit klitorisku.aku bertambah melayang2...dan setelah 5 menit akhirnya blesss...ouuughhh masssss mulutku mulai merancu...terus mass aku udahhh gak tahann sogok terussss....sambil terus memompa vaginaku yang telah basah sedari tadi sekitar 15 menit aku disogok dia meminta aku nungging kita bergaya doggy style aku disetubuhi dari belakang....sambil berdiri mas yuda terus memompa vaginaku....setelah puas gantian aku yang di diatas aku bergoyang seperti penari striprtise sampai mas yuda merancu"win terusss goyang terusss win aku seperti melayang win....oughhhh.setelah pergumulan sekita 45 menit aku gantian dibawah mas yuda diatas sambil meremas2 payudaraku sendiri mas yuda memompaterus entah sudah berapa kali aku orgasme dibuatnya....mas yuda muali mempercepat gerakanya sambil berkata"win aku udah mo keluar.....kita keluar sama2 ya....aku hanya mngangguk saja dan benar sekita 5mnt mas yuda orgasme dan jrottttt....jrrrooot...sekita 8 kali sperma mas yuda menembak dinding vaginaku....kamipun terkulai lemas...sambil pamit ke belakang mas yuda mengelap penisnya yang basah bercampur sperma dan cairan kewanitaanku.didalam kamar mndi aku hanya bisa merenung da berkata dalam hati"apa yang baru saja aku lakukan..kenapa aku tidak bisa menahan nafsuku...dewi maafkan aku"setelah selesai membersihkan sperma yang masih mengalir di vaginaku.aku keluar kamar mandi...mas yuda bilang padaku...maafkan aku win...akupun membalas dengan senyuman....sambil pamitan karena huajn telah reda kami berciuman sebentar dan tangan mas yuda meremas vaginaku....aku pun berlalu pulang kerumah, dengan senyum senyum sendiri membayangkan hal yang baru saja terjadi......

cerita sex tetangga baru yang bohai..

tetangga baru yang bohai...
Lubuk linggau Mei 2014 download videonya klik sini
Awal mula dari cerita ini adalah ketika saya baru saja tinggal di sebuah daerah perumahan yang relatif baru di daerah pinggiran kota-maaf, nama daerah tersebut tidak saya sebutkan mengingat untuk menjaga nama baik dan harga diri keluarga terutama suami dan kedua anak saya. Saya tinggal di situ baru sekitar 6 bulanan.
Karena daerah perumahan tersebut masih baru maka jumlah keluarga yang menempati rumah di situ masih relatif sedikit tetapi khusus untuk blok daerah rumah saya sudah lumayan banyak dan ramai. Rata-rata keluarga kecil seperti keluarga saya juga yaitu yang sudah masuk generasi Keluarga Berencana, rata-rata hanya mempunyai dua anak tetapi ada juga yang hanya satu anak saja.
Sudah seperti biasanya bila kita menempati daerah perumahan baru, saya dengan sengaja berusaha untuk banyak bergaul dengan para tetangga bahkan juga dengan tetangga-tetangga di blok yang lain. Dari hasil bergaul tersebut timbul kesepakatan di antara ibu-ibu di blok daerah rumahku untuk mengadakan arisan sekali dalam sebulan dan diadakan bergiliran di setiap rumah pesertanya.
Suatu ketika sedang berlangsung acara arisan tersebut di sebuah rumah yang berada di deretan depan rumahku, pemilik rumah tersebut biasa dipanggil Bu Soni (bukan nama sebenarnya) dan sudah lebih dulu satu tahun tinggal di daerah perumahan ini daripada saya. Bu Soni bisa dibilang ramah, banyak ngomongnya dan senang bercanda dan sampai saat tulisan ini aku buat dia baru mempunyai satu anak, perempuan, berusia 8 tahun walaupun usia rumah tangganya sudah 10 tahun sedangkan aku sudah 30 tahun. Aku menikah ketika masih berusia 22 tahun. Suaminya bekerja di sebuah perusahaan swasta dan kehidupannya juga bisa dibilang kecukupan. download videonya klik sini
Setelah acara arisan selesai saya masih tetap asyik ngobrol dengan Bu Soni karena tertarik dengan keramahan dan banyak omongnya itu sekalipun ibu-ibu yang lain sudah pulang semua. Dia kemudian bertanya tentang keluargaku, “Jeng Mar. Putra-putranya itu sudah umur berapa, sih, kok sudah dewasa-dewasa, ya?” (Jeng Mar adalah nama panggilanku tetapi bukan sebenarnya) tanya Bu Soni kepadaku.
“Kalau yang pertama 18 tahun dan yang paling ragil itu 14 tahun. Cuma yaitu Bu, nakalnya wah, wah, waa.. Aah benar-benar, deh. Saya, tuh, suka capek marahinnya.”
“Lho, ya, namanya juga anak laki-laki. Ya, biasalah, Jeng.”
“Lebih nikmat situ, ya. Anak cuma satu dan perempuan lagi. Nggak bengal.”
“Ah, siapa bilang Jeng Mar. Sama kok. Cuma yaitu, saya dari dulu, ya, cuma satu saja. Sebetulnya saya ingin punya satu lagi, deh. Ya, seperti situ.”
“Lho, mbok ya bilang saja sama suaminya. ee.. siapa tahu ada rejeki, si putri tunggalnya itu bisa punya adik. Situ juga sama suaminya kan masih sama-sama muda.”
“Ya, itulah Jeng. Papanya itu lho, suka susah. Dulu, ya, waktu kami mau mulai berumah tangga sepakat untuk punya dua saja. Ya, itung-itung mengikuti program pemerintah, toh, Jeng. Tapi nggak tahu lah papanya tuh. Kayaknya sekarang malah tambah asik saja sama kerjaannya. Terlalu sering capek.”
“O, itu toh. Ya, mbok diberi tahu saja kalau sewaktu-waktu punya perhatian sama keluarga. ‘Kan yang namanya kerja itu juga butuh istirahat. Mbok dirayu lah gitu.”
“Wah, sudah dari dulu Jeng. Tapi, ya, tetap susah saja, tuh. Sebenernya ini, lho, Jeng Mar. Eh, maaf, ya, Jeng kalo’ saya omongin. Tapi Jeng Mar tentunya juga tau dong masalah suami-istri ‘kan.”
“Ya, memang. Ya, orang-orang yang sudah seperti kita ini masalahnya sudah macem-macem, toh, Bu. Sebenarnya Bu Soni ini ada masalah apa, toh?”
“Ya, begini Jeng, suami saya itu kalo’ bergaul sama saya suka cepet-cepet mau rampung saja, lho. Padahal yang namanya istri seperti kita-kita ini ‘kan juga ingin membutuhkan kenikmatan yang lebih lama, toh, Jeng.” download videonya klik sini
“O, itu, toh. Mungkin situ kurang lama merayunya. Mungkin suaminya butuh variasi atau model yang agak macem-macem, gitu.”
“Ya, seperti apa ya, Jeng. Dia itu kalo’ lagi mau, yang langsung saja. Saya seringnya nggak dirangsang apa-apa. Kalo’ Jeng Mar, gimana, toh? Eh, maaf lho, Jeng.”
“Kalo’ saya dan suami saya itu saling rayu-merayu dulu. Kalo’ suami saya yang mulai duluan, ya, dia biasanya ngajak bercanda dulu dan akhirnya menjurus yang ke porno-porno gitulah. Sama seperti saya juga kalau misalnya saya yang mau duluan.””Terus apa cuma gitu saja, Jeng.”
“O, ya tidak. Kalo’ saya yang merayu, biasanya punya suami saya itu saya pegang-pegang. Ukurannya besar dan panjang, lho. Terus untuk lebih menggairahkannya, ya, punyanya itu saya enyot dengan mulut saya. Saya isep-isep.”
“ii.. Iih. Jeng Mar, ih. Apa nggak jijik, tuh? Saya saja membayangkannya juga sudah geli. Hii..”
“Ya, dulu waktu pertama kali, ya, jijik juga, sih. Tetapi suami saya itu selalu rajin, kok, membersihkan gituannya, jadi ya lama-lama buat saya nikmat juga. Soalnya ukurannya itu, sih, yang lumayan besar. Saya sendiri suka gampang terangsang kalo’ lagi ngeliat. Mungkin situ juga kalo’ ngeliat, wah pasti kepengen, deh.”
“Ih, saya belon pernah, tuh, Jeng. Lalu kalo’ suaminya duluan yang mulai begimana?”
“Saya ditelanjangi sampai polos sama sekali. Dia paling suka merema-remas payudara saya dan juga menjilati putingnya dan kadang lagaknya seperti bayi yang sedang mengenyot susu.”, kataku sambil ketawa dan tampak Bu Soni juga tertawa.
“Habis itu badan saya dijilati dan dia juga paling suka menjilati kepunyaan saya. Rasanya buat saya, ya, nikmat juga dan biasanya saya semakin terangsang untuk begituan. Dia juga pernah bilang sama saya kalo’ punya saya itu semakin nikmat dan saya disuruh meliara baik-baik.”
“Ah, tapi untuk yang begituan itu saya dan suami saya sama sekali belum pernah, lho, Jeng. Tapi mungkin ada baiknya untuk dicoba juga, ya, Jeng. Tapi tadi itu masalah yang situ dijilatin punyanya. Rasa enaknya seperti apa, sih, Jeng.”
“Wah, Bu Soni ini, kok, seperti kurang pergaulan saja, toh.”
“Lho, terus terang Jeng. Memang saya belon pernah, kok.”
“Ya, geli-geli begitulah. Susah juga untuk dijelasin kalo’ belum pernah merasakan sendiri.” Lalu kami berdua tertawa.
Setelah berhenti tertawa, aku bertanya, “Bu Soni mau tau rasanya kalau gituannya dijilati?”
“Yah, nanti saya rayu, deh, suami saya. Mungkin nikmat juga ya.” Ucapnya sambil tersenyum.
“Apa perlu saya dulu yang coba?”, tanyaku sambil bercanda dan tersenyum.
“Hush!! Jeng Mar ini ada-ada saja, ah”, sambil tertawa.
“Ya, biar tidak kaget ketika dengan suaminya nanti. Kita ‘kan juga sama-sama wanita.”
“Wah, kayak lesbian saja. Nanti saya jadi ketagihan, lho. Malah takutnya lebih senang sama situ daripada sama suami saya sendiri. Ih! Malu’ akh.”, sambil tertawa.
“Atau kalo’ nggak mau gitu, nanti saya kasih tau gimana membuat penampilan bulu gituannya biar suaminya situ tertarik. Kadang-kadang bentuk dan penataannya juga mempengaruhi rangsangan suami, lho, Bu Soni.”
“Ah, Jeng *****”
“Ee! Betul, lho. Mungkin bentuk bulu-bulu gituannya Bu Soni penampilannya kurang merangsang. Kalo’ boleh saya lihat sebentar gimana?”
“Wah, ya, gimana ya. Tapii.. ya boleh, deh. Eh, tapi saya juga boleh liat donk punyanya situ. Sama-sama donk, ‘kan kata Jeng tadi kita ini sama-sama wanita.””Ya, ‘kan saya cuma mau bantu situ supaya bisa usaha untuk punya anak lagi.””Kalo’ gitu kita ke kamar saja, deh. Suami saya juga biasanya pulang malam. Yuk, Jeng.”
Langsung kita berdua ke kamar Bu Soni. Kamarnya cukup tertata rapi, tempat tidurnya cukup besar dan dengan kasur busa. Di dindingnya ada tergantung beberapa foto Bu Soni dan suaminya dan ada juga foto sekeluarga dengan anaknya yang masih semata wayang. Saya kemudian ke luar sebentar untuk telepon ke rumah kalau pulangnya agak telat karena ada urusan dengan perkumpulan ibu-ibu dan kebetulan yang menerima suamiku sendiri dan ternyata dia setuju saja.
Setelah kita berdua di kamar, Bu Soni bertanya kepadaku, “Bagaimana Jeng? Kira-kira siap?”
“Ayolah. Apa sebaiknya kita langsung telanjang bulat saja?”
“OK, deh.”, jawab Bu Soni dengan agak tersenyum malu. Akhirnya kita berdua mulai melepas pakaian satu-persatu dan akhirnya polos lah semua. Bulu kemaluan Bu Soni cukup lebat juga hanya bentuknya keriting dan menyebar, tidak seperti miliku yang lurus dan tertata dengan bentuk segitiga ke arah bawah. Lalu aku menyentuh payudaranya yang agak bulat tetapi tidak terlalu besar, “Lumayan juga, lho, Bu.” Lalu Bu Soni pun langsung memegang payudaraku juga sambil berkata, “Sama juga seperti punya Jeng.” Aku pun minta ijin untuk mengulum kedua payudaranya dan dia langsung menyanggupi.
Cerita Panas - Kujilati kedua putingnya yang berwarna agak kecoklat-coklatan tetapi lumayan nikmat juga. Lalu kujilati secara keseluruhan payudaranya. Bu Soni nampak terangsang dan napasnya mulai memburu. “Enak juga, ya, Jeng. Boleh punya Jeng saya coba juga?””Silakan saja.”, ijinku. Lalu Bu Soni pun melakukannya dan tampak sekali kalau dia masih sangat kaku dalam soal seks, jilatan dan kulumannya masih terasa kaku dan kurang begitu merangsang. Tetapi lumayanlah, dengan cara seperti ini aku secara tidak langsung sudah menolong dia untuk bisa mendapatkan anak lagi.
Setelah selesai saling menjilati payudara, kami berdua duduk-duduk di atas tempat tidur berkasur busa yang cukup empuk. Aku kemudian memohon Bu Soni untuk melihat liang kewanitaannya lebih jelas, “Bu Soni. Boleh nggak saya liat gituannya? Kok bulu-bulunya agak keriting. Tidak seperti milik saya, lurus-lurus dan lembut.” Dengan agak malu Bu Soni membolehkan, “Yaa.. silakan saja, deh, Jeng.” Aku menyuruh dia, “Rebahin saja badannya terus tolong kangkangin kakinya yang lebar.” Begitu dia lakukan semuanya terlihatlah daging kemaluannya yang memerah segar dengan bibirnya yang sudah agak keluar dikelilingi oleh bulu yang cukup lebat dan keriting. mm.. Cukup merangsang juga penampilannya. download videonya klik sini
Kudekatkan wajahku ke liang kewanitaannya lalu kukatakan kepada Bu Soni bahwa bentuk kemaluannya sudah cukup merangsang hanya saja akan lebih indah pemandangannya bila bulunya sering disisir agar semakin lurus dan rapi seperti milikku. Lalu kusentuh-sentuh daging kemaluannya dengan tanganku, empuk dan tampak cukup terpelihara baik, bersih dan tidak ada bau apa-apa. Nampak dia agak kegelian ketika sentuhan tanganku mendarat di permukaan alat kelaminnya dan dia mengeluh lirih, “Aduh, geli, lho, Jeng.”
“Apa lagi kalo’ dijilat, Bu Soni. Nikmat, deh. Boleh saya coba?”
“Aduh, gimana, ya, Jeng. Saya masih jijik, sih.”
“Makanya dicoba.”, kataku sambil kuelus salah satu pahanya.
“mm.. Ya, silakan, deh, Jeng. Tapi saya tutup mata saja, ah.”
Lalu kucium bibir kemaluannya sekali, chuph!! “aa.. Aah.”, Bu Soni mengerang dan agak mengangkat badannya. Lalu kutanya, “Kenapa? Sakit, ya?” Dia menjawab, “Geli sekali.” “Saya teruskan, ya?” Bu Soni pun hanya mengangguk sambil tersenyum. Kuciumi lagi bibir kemaluannya berkali-kali dan rasa geli yang dia rasakan membuat kedua kakinya bergerak-gerak tetapi kupegangi kedua pangkal pahanya erat-erat. Badannya bergerinjal-gerinjal, pantatnya naik turun. Uh! Pemandangan yang lucu sekali, aku pun sempat ketawa melihatnya. Saya keluarkan lidah dan saya sentuhkan ujungnya ke bibir kemaluannya berkali-kali. Oh! Aku semakin terbawa napsu. Kujilati keseluruhan permukaan memeknya, gerakanku semakin cepat dan ganas. Oh, Bu Soni, memekmu nikmaa..aat sekali.
Aku sudah tak ingat apa-apa lagi. Semua terkonsentrasi pada pekerjaan menjilati liang kewanitaan Bu Soni. Emm.., Enak sekali. Terus kujilati dengan penuh napsu. Pinggir ke tengah dan gerakan melingkar. Kumasukan lidahku ke dalam celah bibir kemaluannya yang sudah mulai membuka. Ouw! Hangat sekali dan cairannya mulai keluar dan terasa agak asin dan baunya yang khas mulai menyengat ke dalam lubang hidungku. Tapi aku tak peduli, yang penting rasa kemaluan Bu Soni semakin lezat apalagi dibumbui dengan cairan yang keluar semakin banyak. Kuoleskan ke seluruh permukaan kemaluannya dengan lidahku. Jilatanku semakin licin dan seolah-olah semua makanan yang ku makan pada saat acara arisan tadi rasanya tidak ada apa-apanya. Badan Bu Soni bergerinjal semakin hebat begitu juga pantatnya naik-turun dengan drastis. Dia mengerang lirih, “aa.. Ah, ee.. Eekh, ee.. Eekh, Jee.. Eeng, auw, oo.. Ooh. Emm.. Mmh. Hah, hah, hah,.. Hah.” Dan saat mencapai klimaks dia merintih, “aa.., aa.., aa.., aa.., aah”, Cairan kewanitaannya keluar agak banyak dan deras. OK, nampaknya Bu Soni sudah mencapai titik puncaknya.
Tampak Bu Soni telentang lemas dan aku tanya, “Bagaimana? Enak? Ada rasa puas?” “Lumayan nikmat, Jeng. Situ nggak jijik, ya.”
“Kan sudah biasa juga sama suami.” Kemudian aku bertanya sembari bercanda, “Situ mau coba punya saya juga?”
“Ah, Jeng ***** Jijik ‘kan.”, sembari ketawa.
“Yaa.. Mungkin belon dicoba. Punya saya selalu bersih, kok. ‘Kan suami saya selalu mengingatkan saya untuk memeliharanya.” Kemudian Bu Soni agak berpikir, mungkin ragu-ragu antara mau atau tidak. Lalu, “Boleh, deh, Jeng. Tapi saya pelan-pelan saja, ah. Nggak berani lama-lama.”
“Ya, ndak apa-apa. ‘Kan katanya situ belum biasa. Betul? Mau coba?” tantangku sembari senyum. Lalu dia cuma mengangguk. Kemudian aku menelentangkan badanku dan langsung kukangkangkan kedua kakiku agar terlihat liang kewanitaanku yang masih indah bentuknya. Tampak Bu Soni mulai mendekatkan wajahnya ke liang kewanitaanku lalu berkata, “Wah, Jeng bulu-bulunya lurus, lemas dan teratur. Pantes suaminya selalu bergairah.” Aku hanya tertawa.
Tak lama kemudian aku rasakan sesuatu yang agak basah menyentuh kemaluanku. Kepalaku aku angkat dan terlihat Bu Soni mulai berani menyentuh-nyentuhkan ujung lidahnya ke liang kewanitaanku. Kuberi dia semangat, “Terus, terus, Bu. Saya merasa nikmat, kok”. Dia hanya memandangku dan tersenyum. Kurebahkan lagi seluruh tubuhku dan kurasakan semakin luas penampang lidah Bu Soni menjilati liang kewanitaan saya. Oh! Aku mulai terangsang. Emm.. Mmh. Bu Soni sudah mulai berani. oo.. Ooh nikmat sekali. Sedaa.. Aap. Terasa semakin lincah gerakan lidahnya, aku angkat kepalaku dan kulihat Bu Soni sudah mulai tenggelam dalam kenikmatan, rupanya rasa jijik sudah mulai sirna. Gerakan lidahnya masih terasa kaku, tetapi ini sudah merupakan perkembangan. Syukurlah. Mudah-mudahan dia bisa bercumbu lebih hebat dengan suaminya nanti.
Cerita Seks - Lama-kelamaan semakin nikmat. Aku merintih nikmat, “Emm.. Mmh. Ouw. aa.. Aah, aa.. Aah. uu.. uuh. te.. te.. Rus teruu..uus.” Bibir kemaluanku terasa dikulum oleh bibir mulut Bu Soni. Terasa dia menciumi kemaluanku dengan bernafsu. Emm.. Mmh, enaknya. Untuk lebih nikmat Bu Soni kusuruh, “Pegang dan elus-elus paha saya. Enak sekali Bu.” Dengan spontan kedua tangannya langsung mengayunkan elusannya di pahaku. Dia mainkan sampai pangkal paha. Bukan main! Sudah sama layaknya aku main dengan suamiku sendiri. Terlihat Bu Soni sudah betul-betul asyik dan sibuk menjilati liang kewanitaanku. Gerakan ke atas ke bawah melingkar ke seluruh liang kewanitaanku. Seolah-olah dia sudah mulai terlatih.
Kemudian aku suruh dia untuk menyisipkan lidahnya ke dalam liang kewanitaanku. Dahinya agak berkerut tetapi dicobanya juga dengan menekan lidahnya ke lubang di antara bibir kemaluan saya. “Aaa.. Aakh! Nikmat sekali. Aku mulai naik untuk mencapai klimaks. Kedua tangannya terus mengelus kedua pahaku tanpa henti. Aku mulai naik dan terasa lubang kemaluanku semakin hangat, mungkin lendir kemaluanku sudah banyak yang keluar. Akhirnya aku pun mencapai klimaks dan aku merintih, “aa.. Aah, uuh”. Sialan Bu Soni tampaknya masih asyik menjilati sedangkan badanku sudah mulai lemas dan lelah. Bu Soni pun bertanya karena gerak kaki dan badanku berhenti, “Gimana, Jeng?” Aku berkata lirih sambil senyum kepadanya, “Jempolan. Sekarang Bu Soni sudah mulai pinter.” Dia hanya tersenyum.
Aku tanya kembali, “Bagaimana? Situ masih jijik nggak?”
“Sedikit, kok.”, jawabnya sembari tertawa, dan akupun ikut tertawa geli.
“Begitulah Bu Soni. Mudah-mudahan bisa dilanjutkan lebih mesra lagi dengan suaminya, tetapi jangan bilang, lho, dari saya.”
“oo.., ya, ndak, toh, Jeng. Saya ‘kan juga malu. Nanti semua orang tahu bagaimana?””Sekarang yang penting berusaha agar putrinya bisa punya adik. Kasihan, lho, mungkin sejak dulu dia mengharapkan seorang adik.” download videonya klik sini
“Ya, mudah-mudahan lah, Jeng. Rejeki akan segera datang. Eh! Ngomong-ngomong, Jeng mau nggak kalo’ kapan-kapan kita bersama kayak tadi lagi?”
“Naa.., ya, sudah mulai ketagihan, deh. Yaa, itu terserah situ saja. Tapi saya nggak tanggung jawab, lho, kalo’ situ lantas bisa jadi lesbian juga. Saya ‘kan cuma kasih contoh saja.”, jawabku sembari mengangkat bahu dan Bu Soni hanya tersenyum.
Kemudian aku cepat-cepat berpakaian karena ingin segera sampai di rumah, khawatir suamiku curiga dan berprasangka yang tidak-tidak. Waktu aku pamit, Bu Soni masih dalam keadaan telanjang bulat berdiri di depan kaca menyisir rambut. Untung kejadian ini tak pernah sampai terbuka sampai aku tulis cerita yang aneh dan lucu ***** Soal bagaimana kemesraan Bu Soni dan suaminya selanjutnya, itu bukan urusan saya tetapi yang penting kelezatan liang kewanitaan Bu Soni sudah pernah aku rasakan.

cerita sex memberi pelajaran suami selingkuh

memberi pelajaran suami selingkuh
Baru saja aku masuk kamar dan ingin baca majalah, tiba-tiba lampu padam. Aku keluar kamar dan syukurlah lampu emergency langsung nyala. Begitu juga di kamar anakku,jadi dia tak akan terbangun karena lampu mati. Aku lihat Bang Roji,masih sibuk mematikan TV lalu mengecek kontak listrik yang berada di luar rumah, siapa tahu ada yang koslet katanya. Rupanya padamnya lampu karena ada gangguan angin dan dimatikan PLN sebab lampu jalan juga padam. Dia lantas masuk kedalam rumah.Aku pun bilang agar dia tidur dikamar putriku saja apalagi di kamar itu tersedia karpet tebal di lantai yang biasa untuk bermain putriku“Itu bisa dijadikin alas tidur Bang” kataku.Dia lalu masuk kamar putriku dan membentangkan karpet itu di lantai. Akupun membantunya mengambilkan karpet. Tanpa sadar aku terpeleset di dalam kamar putriku itu, kakiku terantuk kayu tempat tidur karena cahaya yang kurang terang. Aku meringis kesakitan, Bang Roji mendengar ringisan kesakitanku. Dia lalu berusaha memapah aku untuk duduk di pinggiran tempat tidur putriku. Lalu dia menanyakan letak balsam,aku lalu menunjuk ke arah kotak obat yang terletak di ruang makan dekat dinding lemari. Beberapa saat Bang Roji keluar mengambil balsam untuk kakiku ini.Aku masih meringis kesakitan di mata kakiku. Tak lama kemudian kembali kekamar dan berusaha memijiti mata kakiku yang terasa sakit. Dengan mengoleskan balsam ke tempat yang sakit dia juga memijitinya. Aku merasa nyaman dipijit olehnya. Itulah aku merasakan kulitku di sentuh laki laki lain. Lambat laun rasa sakit mulai berkurang dan terasa nyaman. Dengan intens ia terus memijiti telapak kakiku dan dengan sekali hentak aku terkejut karena sakit lalu rasa sakit itu mulai berkurang. Bang Roji memandangiku dari bawah.“Bagaimana rasanya Bu?” tanyanya.“agak enakkan bang” jawabku singkat.
Aku merasakan kini pijitannya mulai naik kearah betisku, aat itu aku masih duduk di atas pinggiran ranjang putriku dan kulihat dia masih nyenyak tidurnya. Ia seakan tak terganggu oleh suara hujan yang masih deras dan angin kencang diluar rumah.Aku mulai merasakan geli di sekitar betisku. Gerakan pijatannya amat membuatku merasakan kehangatan tangan Bang Roji dan syukurlah saat itu aku mengenakan celana panjang piyamaku, jadi betisku yang putih ini masih terlindung dari pandangan matanya. Beberapa saat setelah merasakan enakkan aku pun turun ke lantai yang telah dialas dengan karpet tebal yang akan ditiduri Bang Roji.
Aku bersandar di pinggiran kayu tempat tidur putriku.Aku amat berterima kasih pada Bang Roji atas bantuannya itu. Akupun sempat memujinya yang pintar mijat, dengan merendah ia bilang itu hanya kebetulan.Aku sempat kurang nyaman saat dia menyebut aku Bu,padahal dia lebih tua dariku.“Bang,,,jangan panggil aku Bu, panggil aja aku dik atau nama aja” kataku, “aku gak enak…apalagi abang lebih tua dariku”“Baiklah jika begitu dik Risa” jawabnya lagi, “O ya, dik Risa, koq mas Dodo jarang kelihatan sekarang ya?” tanyanya.Aku sempat terkejut dia menanyakan tentang suamiku. Lalu aku jawab saja bahwa suamiku kini ditempatkan di pulau luar jawa, jadi dia lebih banyak disana dari pada disini terangku.“Koq dik Risa gak ikut ke sana juga, kan kasian Suci” ,katanya.“Yah, begitulah Bang, aku kan tidak bisa pindah kerja juga, apalagi kini aku telah lama kerja di tempat yang sekarang, jadi sayang jika harus berhenti.” jawabku menutupi kemelut dalam rumah tanggaku.
Kami lalu berbincang mengenai beberapa hal yang memang jarang aku dengar dari mulut bang Roji. Malam itu aku berkempatan bicara banyak dengannya juga tentang masa lalu dia dan kedua istrinya. Kami berbincang hingga malam semakin larut, namun anehnya aku tak merasakan kantuk. Akupun tak terlalu kuatir jika besok bangun kesiangan, apalagi sabtu dan minggu aku libur di kantor. Masih di kamar putriku aku seakan menemukan lawan bicara yang enak diajak bicara. Meskipun aku tahu kadang Bang Roji amat polos dalam pembicaraan namun aku tahu dia cukup berpengalaman dalam hal pergaulan bermasyarakat. Kadang aku senyum-senyum mendengar dia bicara mengenai sifat dari kedua istrinya itu. Dari situ aku tahu ia bukanlah seorang satpam sembarangan. Dia juga memiliki segudang ilmu kanuragan juga silat yang di tuntut dari mudanya.Dan merasa pembicaraan semakin hangat aku pun berusaha keluar kamar anakku untuk mengambil air minum. Namun baru beberapa gerakan mau berdiri tiba tiba aku tak tahan, kakiku seakan ngilu. Aku tak sanggup berjalan ke luar, syukurlah aku tak sampai jatuh karena keburu di sambut Bang Roji ke pangkuannya. Aku di papahnya duduk kembali di tempat semula.Dia bilang aku jangan berjalan dulu, biar dia yang ambil minuman katanya. Aku diam saja dan diapun keluar kamar mengambil yang aku maksud tadi.Kemudian dia kembali ke kamar dan membawa air minum kekamar.Lalu aku di suruhnya berbaring aja agar dipijat lagi.Aku mengikuti saja permintaannya itu.Bang Roji lalu mengambil bantal yang ada di atas ranjang putriku.Lalu diletakkannya di atas karpet dan aku disuruh rebahan agar gampang dipijat .
Selama dipijat aku merasakan amat rileks meskipun saat itu aku bersama pria lain. Sambil memijat kami selalu berbincang sampai ke hal masalah rumahtangga. Aku merasakan kenikmatan pijatannya telah membuatku kegelian dan merasa tercambuk gairah. Syukurlah saat itu bang Roji tak melihat perubahan di wajahku.Jujur saja saat itu aku mulai terangsang, kaki celana panjangku sudah naik kearah lutut. Bang Roji menghentikan pijatannya,dia merasa aku sudah tak sakit lagi.Aku di suruh untuk menggerakkan kakiku itu. Syukurlah kembali baik dan gak terasa lagi sakitnya. Bang Roji lalu bilang dia akan keluar saja sebab malam sudah larut katanya. Aku lalu berdiri dan minta dia tidur dikamar ini saja, biar aku yang keluar kamar kataku. bang Roji pun menuruti permintaanku. Aku kembali bangun dari rebahan dan duduk, Bang Roji pun kembali duduk diatas karpet itu. Namun dia memandangku dengan senyam senyum. Aku heran apa yang menyebabkan ia tersenyum seperti itu. Lalu dia bilang,yang seharusnya memijati aku adalah suamiku, dik Risa ini aneh katanya. Dengan menutupi keadaan rumah tanggaku, aku bilang saja bahwa suamiku kini di tempatkan di daerah dan menjadi kepala cabang perusahaanya. Dengan mengangguk Bang Roji bilang, kenapa aku gak ikut pindah kesana. Akupun beralasan gak enak meninggalkan pekerjaan yang telah aku rintis dan memulai yang baru lagi ditempat lain,apalagi kini kami sudah memiliki rumah yang harus kami selesaikan cicilannya. Ia tampaknya mengerti dengan keteranganku.
Aku merasa malam semakin dingin, berdiri melihat putriku. Kututupi tubuhnya dengan selimut tebal, sebab aku kuatir ia akan kedinginan malam itu.Lalu aku kembali duduk di lantai beralas karpet itu dan ngobrol lagi dengan Bang Roji, sepertinya dia belum ngantuk, aku juga. Kami ngobrol masalah Mpok Esih juga istri mudanya kadang diselinggi obrolan masalah sex dia dengan kedua istrinya. Aku mendengar dengan penuh perhatian. Diam diam dalam hatiku merasa iri akan perhatian dia pada istrinya juga rasa tanggung jawabnya pada keluarganya. Amat berbeda sekali dengan yang dikatakan Mpok Esih selama ini. Sebagai laki laki aku rasa ia amat bertanggung jawab, tidak seperti suamiku saat ini yang melalaikan keluarga. Tanpa aku sadari aku menaruh simpati padanya, meskipun dia adalah seorang satpam dan tukang ojek serabutan. Namun karena tanggung jawabnya pada keluarga ia bisa menghidupi kedua keluarganya. Saat itu aku merasa amat kecil didepannya. Herannya aku semakin tak kuasa mendengar obrolannya yang amat menyentuh hatiku. Karena merasa capai dengan posisi duduk, akupun merebahkan kepala di bantal kecil. Sambil rebahan aku mendengarkan kisah juga tentang kenakalannya dimasa lalu. Aku antusias mendengarnya meski mulai dihinggapi rasa dingin yang menusuk tulang, padahal aku sudah memakai celana panjang kimonoku. Bang Roji melihat aku yang kedinginan menyarankan aku untuk memakai selimut atau sweater. Aku hanya mengambil selimut dari lemari kamar anakku dua lembar.yang satu buat Bang Roji dan yang satunya aku pakai.
Kututupi tubuhku dengan selimut, namun Bang Roji belum akan tidur tampaknya. Aku merasa saat itu seakan bisa menerima dia dan juga perhatiannya pada kami selama ini. Ia tampaknya tulus memberikan bantuan tenaga dan juga mau menemani putriku yang tanpa pamrih itu. Heran aku kini koq semakin merasa dia adalah sosok laki laki yang aku rasa bisa memberikan perlindungan padaku, pikiran pikiran itu muncul tiba tiba. Adakah aku telah kehilangan akal sehatku dengan menempatkan seorang pria yang dulunya amat aku takuti dan curigai karena perbuatannya dan juga kelakuannya yang amat tidak aku sukai sebagai sosok laki laki pelindung. Aku semakin kehilangan akal sehatku dan menilai nilai diri Bang Roji dengan penilaian yang amat plus dan tak menghiraukan dari mana dia dan bagaimananya sifat dan latar belakangnya selama ini.Aku kini telah mengenyampingkan peran dan sosok suamiku yang notabene masih sebagai kepala keluarga dan suamiku yang syah. Disaat itulah aku dikejutkan oleh panggilan Bang Roji yang tiba tiba mengagetkan aku yang sedang melamun.Aku tersadar bahwa telah melamunkan hal yang gak aku sadari itu.Aku lalu hanya senyum dan bilang tadi aku hanya membayangkan apa yang Bang Roji ucapkan.Ia pun lalu bilang jika aku ngantuk ya tidur aja kekamar sebab ia masih belum ngantuk katanya.
Aku merasa malu saat diingatkan disaat lamunanku terbang kemana mana. Bang Roji pun bilang,apa aku punya masalah,sebab dari tadi saat dia ngobrol aku sepertinya menerawang dan tak nyambung. Dengan muka agak merah, aku mengangguk dan membenarkan tebakannya itu.Bang Roji pun terdiam dan hanya memandangku saja, matanya tajam memandang bola mataku.Aku hanya menundukkan wajahku, tak tahan ditatap seperti itu. Ia lalu berkata, jika aku tak keberatan ya boleh diutarakan aja katanya lagi. Lalu ia bertanya apakah selama ini ia dan istrinya sering membuatku merasa terganggu.Aku jawab bahwa gak ada hubungannya lo Bang dengan keberadaan Bang Roji disini. Lalu ia menebak lagi, apakah suamiku tak suka jika ia dan istrinya sering membantuku? Aku hanya menggelengkan kepalaku,pertanda tebakannya tak benar.Bang Roji lalu bilang,jika ia menganggu ketenangan aku,ya dia biar keluar kamar saja katanya sambil berdiri. Aku lalu menahan tangannya agar tidak keluar kamar.Aku heran kenapa saat itu langsung menahan tangannya untuk berdiri padahal dia bukanlah siapa siapa aku.
Merasa aku tak menghendaki dia keluar kamar, Bang Roji pun mengurungkan niatnya.Dia lalu kembali duduk disampingku.Ketika itu tangannya masih berada di genggamanku.Herannya aku tak juga melepaskan tangan Bang Roji.Kini kami duduk di lantai dengan berdampingan.Dengan suara yang agak serak aku minta Bang Roji menemani aku sambil ngobrol meski aku tak peduli lagi aku bersama siapa malam itu.Apalagi aku lihat putriku masih terbaring nyenyak dalam tidurnya,ia tak akan tahu bagaimana problema yang aku rasakan saat ini. Apalagi untuk anak seusia itu yang masih kecil. Disaat itu sebenarnya aku ingin ada yang menemaniku dan mendengarkan keluh kesahku yang kini mendera, aku merasakan Bang Roji cocok untuk diajak ngobrol paling kurang sebagai penampung unek-unekku.
Akupun lalu menumpahkan segala beban yang ada di hatiku selama ini dan tak lagi memandang dia siapa. Mulai dari saat aku menempati rumah ini hingga masalah rumah tanggaku yang dilanda dilema. Dia juga semakin antusias mendengar penuturan aku. Bang Roji pun semakin merapatkan tubuhnya kepadaku yang pada saat itu aku juga butuh tempat merebahkan kepalaku.Dalam keadaan labil saat itu,aku mandah saja di dada bidangnya. Perlahan aku seolah nyaman rebah di dadanya, diapun berusaha membuatku rileks. Aku mulai merasakan rasa damai dan tentram saat itu. Bang Roji lalu berusaha membelai belai rambutku.Ada rasa hangat yang aku rasakan di saat itu.Belaiannya di kepalaku seakan mampu menghilangkan kegundahanku selama ini.Aku sendiri sebenarnya amat bingung saat itu.Apakah yang terjadi sebenarnya didalam diriku.Aku pun masih memegang tangan kiri Bang Roji dan Bang Roji masih membelai rambutku juga samping pipiku.Aku merasakan semua masalahku selama ini hilang saat itu.Kini aku memasrahan diri pada Bang Roji.Aku seolah tak memiliki pilihan lain lagi untuk keluar dari masalah ini.Aku tahu ini amat bertentangan dengan norma kepatutan dan norma di masyarakat,apalagi dia adalah seorang satpam yang tidak berhak ikut dalam prolema keluargaku.Apa sih yang dapat aku harapkan dari dia? pertanyaan pertanyaan itu sering muncul di benakku.Namun kemudian hilang begitu saja,seolah aku amat membutuhkan nya tidak saja aku butuh teman curhat juga butuh hal lain yang tidak aku dapatkan dari suamiku.Namun sebagai wanita aku masih dibatasi oleh rasa angkuh yang tidak akan meminta sesuatu itu padanya.
Sebagai laki laki dewasa dan berpengalaman ia seolah tahu apa yang aku butuhkan.Tanpa bicara ia mulai membelai belai pipiku yang halus dan memberikan hawa nafasnya ke tengkukku. Rasa geli dan hangat mulai menjalariku. Aku semakin membiarkannya melakukan itu,dan suatu kesempatan dengan keberaniannya ia pun mencium bibirku.
Aku terkejut dan melepaskan kulumannya pada bibirku. Kulumannya terlepas, namun anehnya aku tidak berusaha menjauh dari pelukannya. Aku kemudian melengoskan wajahku kearah lain padahal aku melakukan itu semua adalah untuk menghindarkan kesan aku amat butuh saat itu. Tampak Bang Roji bukanlah laki laki kemaren sore yang bisa aku bikin semaunya. Tanpa di suruh dia lalu meraih wajahku dan kembali mengulum bibirku beberapa saat.“Sudah ahhh Bang, aku gak bisa bernafas nih” kataku berusaha melepaskan kulumannya.Namun apalah dayaku untuk menahan setiap tindakannya. Dia lalu melepaskan kulumannya dari bibirku, namun sebelah tangannya sudah memasuki blus piyamaku. Dengan perlahan dan pasti,jari-jarinya memasuki belahan dadaku dan berhenti di putting susuku. Rasa geli,juga nafsu mulai melandaku. Aku tak kuat diperlakukan begitu olehnya. Tanganku berusaha menahan gerakan jari-jarinya yang sudah berada di dalam bhku saat itu, bagaimanapun aku merasa malu. Dengan sebisaku aku berusaha menahan setiap gerakan jari-jarinya di permukaan putting susuku. ekuat aku menahannya sekuat itu pula ia berusaha memilinnya ingga usahaku menahannya semakin melemah karena deraan nafsu yang sudah mulai mempengaruhi setiap sendi tubuhku.
Di perlakukan seperti itu,aku semakin terjerat oleh percikan birahi yang di kobarkan Bang Roji.Perlahan dan pasti ia berhasil melepas atasan piyama tidurku. an kini hanya tinggal bh yang hanya menutupi sebagian kecil didadaku.Aku semakin terjebak ke jurang gairah yang mulai menampakkan wujudnya. Aku pun kini seolah ikut menerima perlakuannya saat itu. Rasa hangat yang di pancarkan jari jari Bang Roji di permukaan kulitku sanggup membuatku merelakan dia melepas pengait bh yang aku kenakan saat itu. Lalu bibir Bang Roji mulai merayap dan menggigit kecil putting susuku secara perlahan,dan mampu membuatku seolah kembali menjadi seorang wanita dewasa yang sempurna.Kulit dadaku seakan rela menerima semua perlakuannya saat itu.Berulang ulang ia ekspos kedua bukit dadaku dengan intensitas yang meninggi.Aku serasa di perlakukan utuh sebagai wanita.
Dengan kedua tanganku aku raih kepala Bang Roji,seakan tak rela ia menyudahi tindakannya itu.Saat ini aku tak peduli lagi siapa Bang Roji dan apa statusnya,yang penting saat ini bagiku,bagaimana dahagaku terpuaskan. Merasa aku sudah menerima semua perlakuannya, Bang Roji membisikkan sesuatu padaku.“Dik…Rissa, dikamar dik Rissa aja kita lanjutkan…gimana? kasian nanti Suci bisa bangun” terangnya dengan suara yang menahan sesuatu.Ia seakan yakin aku akan mau melakukan hubungan yang lebih lagi denganku malam itu. Aku juga sadar Bang Roji,ingin melakukannya dikamarku agar anakku tidak terbagun dan tak ingin nantinya anakku mengerti tentang hubungan yang kami lakukan.Saat ia meminta pindah kekamarku,aku terbayang sedikit tentang kejadian yang akan terjadi.Apalagi status kami yang cukup berbeda itu. Masih ada harapan bagiku untuk membatalkan keinginan Bang Roji saat itu. Sebelum aku bangun dari rebahan di lantai bersama Bang Roji aku kembali memunguti bh dan atasan piyamaku.Aku langsung saja mengenakan atasan piyamaku tanpa mengenakan kembali bh yang telah terlepas dari tubuhku oleh Bang Roji tadi.Bra itu tetap aku pegang dan aku pun berdiri, lalu membuka daun pintu yang masih tertutup.
Akupun keluar dari kamar anakku dan berjalan kearah kamarku. Bang Roji saat itu mengikuti aku kekamar. Kudorong pintu kamar dan masuk ke dalamnya. Sesampai dalam kamar aku duduk diatas ranjangku. Bang Roji lalu menutup pintu kamar dan menguncinya. Ia lalu duduk disampingku, diraihnya tanganku dan dibawanya kebibirnya dan diciuminya. Melihat tingkahnya itu,aku seakan terenyuh akan sikapnya yang terlihat sabar. Aku yakin tanpa aku mintapun malam ini ia akan melakukan hal yang belum pernah aku lakukan selain dengan suamiku. Aku tahu ini,amat bertentangan dengan norma agama dan adat ketimuran yang kuanut, apalagi aku termasuk wanita Jawa yang amat menjunjung tinggi tata krama, namun saat ini seakan hilang semua. Perbuatan dan penyelewengan suamiku seakan mencambuk diriku untuk melakukan pembalasan, meski saat itu aku menyadari tidaklah benar tindakanku saat ini. Bang Roji,menyadari juga perbuatannya saat itu,menyalahi hukum dan amat tercela,dengan suara berat seolah menahan sesuatu dia masih sempat bertanya padaku.“Dik Rissa rela..akan perbuatan abang ini?” sambil menatap bola mataku dalam dalam.Aku pun memandangnya dengan tatapan yang tajam seolah menantang dia ,namun hanya beberapa saat.Aku kembali menundukkan mukaku ada rasa malu jika aku memintanya melakukan itu.Bang Roji adalah laki laki dewasa yang sudah amat banyak pengalaman seolah tahu apa yang harus ia perbuat.
Sikap diamku saat itu seakan persetujuan untuk perbuatannya selanjutnya. Sambil meraih kedua tanganku lalu tubuhku dibawanya kepelukannya. Kini tubuh kami amat dekat, meski saat itu kami masih mengenakan pakaian. Namun karena aku tak memakai bra saat itu,seolah mampu membuatnya semakin bernafsu padaku. Ketika aku dalam pelukannya,aku merasakan ada rasa damai dan hangat yang sudah lama tidak aku rasakan lagi.Ada rasa nyaman dalam pelukan Bang Roji yang bidang dan berotot itu,meski aku akui ada juga bau yang kurang sedap aku rasakan saat itu.Namun semua rasa yang ada dalam diriku seolah mampu mengalahkan bau bauan yang kurang sedap itu.Aku semakin tenggelam dalam sosok tubuh Bang Roji,iapun lalu mengulum bibirku,Aku berusaha semampunku untuk menerima kulumannya,namun kembali bau kurang sedap dari mulutnya karena rokok dan juga makanannya membuatku seakan hilang gairah.
Masih dalam pelukan ketat Bang Roji,akupun kembali terpaksa menerima kuluman panasnya di bibirku.Rasa geli karena kumisnya yang bergesekan dengan bibirku mampu membuatku terlena. Apalagi jelajahan lidahnya didalam rongga mulutku mampu membuatku susah untuk bernafas.
Dipancing seperti itu,aku mau tidak mau membalas kuluman Bang Roji,hingga membuat lidah kami seakan saling berkait dan ludah kami bercampur satu sama lainnya.Dengan lincah tangan Bang Rojipun melepas kancing atasan piyamaku hingga terlepas ke lantai. Jari-jarinya itu pun memilin dan memutar putting dadaku hingga aku semakin terlonjak nafsuku. Puas memainkan lidahnya di bibirku mulutnya turun melata dikulit dadaku. Kembali aku merasakan geli yang amat sangat diperlakukan begitu. Aku hanya bisa meraih kepalanya yang saat itu berada dibelahan dadaku. Kalung yang aku gunakan seolah mengganggu aktifitas mulutnya didadaku. Dengan tangan kirinya ia singkirkan kalungku kearah tengkukku lalu kembali ia menyedot bukit dadaku bergantian kiri kanan.Berbagai rasa kembali menderaku. Aku masih meraih kepalanya seakan tak ingin cepat berlalu.aku merasakan rasa basah di organ vitalku saat itu.beberapa lama bang Roji menggigit gigit dadaku dengan lembut dan meninggalkan tanda di dadaku yang putih. Aku hanya mampu memicingkan mataku dan menuruti perbuatan Bang Roji. Tiba tiba ia menghentikan aktifitasnya pada dadaku.Aku pun membuka mataku,ingin tahu apa yang menyebabkan ia menghentikan perbuatannya itu.
Jujur saja aku merasa kecewa karena ia menghentikannya, namun aku diamkan saja. Rupanya Bang Roji sedang melepaskan kaos yang ia kenakan dan tampak dadanya yang bidang,juga berbulu lebat. Di bahunya terlihat sebuah tatto yang aku kurang mengerti gambarnya. Setelah kaos yang ia kenakan lepas dari tubuhnya iapun langsung melepas celana panjangnya. Kini ia hanya mengenakan celana dalam yang sudah terlihat menguning dan ada lubang disana sini. Namun aku juga sempat melihat tonjolan besar dibalik celana dalamnya itu. Dengan masih memakai celana dalam,bang Roji berjalan menuju aku. Dia meraih daguku dan kembali mengulum bibirku beberapa saat.
Kemudian aku pun dibaringkannya diatas ranjangku. Saat aku terbaring menanti Bang Roji, dia terlebih dahulu mematikan lampu kamar dan menghidupkan lampu meja disamping ranjangku. Dengan hanya diterangngi lampu tidur,ia menaiki ranjang tempat aku tergolek pasrah.Aku tergolek lemah diranjang dengan bertelanjang dada dan masih mengenakan celana pendek piyamaku. Bang Roji menuju kearah kakiku, ia berusaha melepaskan celana piyamaku. Tidaklah susah melakukan hal itu sebab aku sudah amat pasrah padanya. Celana yang aku kenakan dilepas dan diletakkan dilantai samping ranjangku. Kini organ vitalku hanya tertutup cd putih berbahan katun. Aku berusaha menyilangkan kakiku agar basah di belahan kemaluanku tak terlihat Bang Roji. Bang Roji tidak melepaskan cd yang aku kenakan itu.Ia membuka kedua kakiku. Lalu salah satu tanganku masuk kedalam kain tipis penutup organ vitalku ini. Aku terkaget tak menduga ia akan memegang kemaluanku. Tanganku langsung menahan tangannya. Namun ia amat kuat dan tak berhasil kucegah jari-jarinya mulai masuk ke dalam jepitan kemaluanku.Aku merasakan seperti disengat aliran listrik yang sanggup membuatku kegelian dan seakan meledak.
Bang Roji terus mengekspos daging kecil di belahan kemaluanku membuatku semakin tak mampu menguasai diri. Hingga akhirnya aku orgasme dan menjerit histeris oleh perbuatan tangan Bang Roji. Lelehan air cintaku seakan membasahi jari bang Roji.Bang Roji lalu menarik dua jarinya yang basah oleh air cintaku. Ia membawa kedua jarinya yang basah itu ke bibirnya dan menjilatnya. Tanpa ragu ia mencicipi air cintaku. Aku tak sanggup melihat perbuatannya saat itu. Tubuhku semakin lemah karena orgasme yang kualami setelah beberapa lama tidak lagi aku dapatkan. Aku tergolek pasrah dengan kedua kaki terbuka. Kini Bang Roji berusaha melepas cdku yang basah oleh cairan orgasme. Tak sulit ia melepas cdku saat itu karena aku sudah amat lemah dan aku pun sudah tak merasa malu karena kini aku sudah telanjang bulat didepan orang lain selain suamiku. Kepasrahan aku membuatku tak merasakan rasa malu ditelanjangi saat itu. Aku tak merasakan lagi dinginnya malam yang diguyur hujan deras saat itu, yang aku rasakan hanya rasa puas,dan terbang keawang awang. Tubuhku yang basah oleh keringatku pun tak lagi aku hiraukan juga jejak cupangan di sekujur dadaku. Melihat aku yang masih telentang menikmati orgasme yang aku dapatkan Bang Roji pun seolah mengerti aku butuh waktu beberapa saat untuk melepaskan rasa yang kini menderaku.
Tak membutuhkan waktu lama untuk kembali kekeadaan semula. Aku sadar bahwa Bang Roji juga ingin kupuaskan namun yang pasti dia ingin menggauli aku seperti hubungan suami istri.Aku merasa bimbang saat itu.Apakah aku akan membiarkannya memasuki aku atau menghentikannya.Aku tak punya keberanian saat itu.Aku tahu yang ia ingini seperti umumnya laki laki ingin hubungan itu bukan hanya kepuasan sepihak seperti yang aku dapatkan barusan. Bang Roji memandang aku dan dengan tatapan matanya, ia seakan minta aku rela untuk disetubuhinya. Aku pura pura tak mengerti apa yang dia ingini itu. Melihat kondisi aku yang sudah sedia kala,Bang Roji melangkah kearahku. Ia berusaha kembali memancing nafsuku dengan menciumi balik telingaku hingga tengkuk aku yang masih tersisa butir-butir keringat. Aku kembali merasakan geli dan gairah yang kembali muncul.
Dengan penuh kesabaran Bang Roji tanpa merasa jijik sekalipun,menjilati kulitku,mulai dari leher,dada,perut,hingga belahan kemaluanku. Dia juga menjilati kedua kakiku. Aku merasa seorang ratu yang diperlakukan seperti itu. Tanpa merasa jijik sedikitpun ia jilati semua permukaan kulitku yang masih basah oleh keringatku. Punggungku dan belahan pinggulku tak luput dari jelajahan lidahnya. Aku semakin merasa salut dan kasihan atas perlakuannya itu padaku. Aku tak akan mungkin menolak kehendak bang Roji saat itu. Ia memperlakukan aku lebih dari apa yang selama ini aku bayangkan.Ini juga mungkin rupanya yang membuat Mpok Esih dan istri mudanya tak mau dipisah oleh bang Roji.
Dengan telaten Bang Roji seperti memandikan aku dengan lidahnya.Tak terlihat sedikitpun rasa lelah dan bosannya saat itu.Diperlakuakn seperti itu seakan mampu memacu gairahku saat itu.Dan Bang Roji,lalu meraih kedua belah buah dadaku dan membelainya dengan lembut.Padahal saat itu,aku sudah basah sekali di liang kemaluanku. Perlahan dan pasti pilinan dan rabaan di dadaku mampu membuatku kembali bergairah. Aku hanya mampu menghentakan kakiku di ranjang sehingga spreynya semakin kusut. Sedang kedua tanganku hanya memegang rambut Bang Roji yang masih asik di atas perutku.Ia pun terus turun menuju ke kemaluanku.
Kedua kakiku ia sibakkan dan membuka. Kini tubuh kekar hitam Bang Roji sudah berada di antara kedua kakiku. Kepalanya singgah di lepitan kemaluanku, sementara lidahnya terus masuk ke liangku. Seolah memancing lidah Bang Roji terus merangsek masuk dan memasuki celah organ intimku. Aku hanya bisa memejamkan mata dan tak mampu membukanya. Aku semakin berada di titik paling labil saat itu.Aku berusaha menahan rasa geli yang kini semakin membuatku kepayahan. Bang Roji lalu melepaskan lidahnya dari liangku. Aku merasa letupan birahi yang akan segera meledak padam kembali. Bang Roji seakan tahu kelemahan aku. Aku tak tahu harus berbuat apa,apalagi rasa letupan itu tadinya hampir meledak. Namun Bang Roji pun bergerak bangun dan mengangkat kedua kaki dan menekuk lututku. Tampak saat itu Bang roji akan melakukan penetrasi kedalam kemaluanku.Bang Roji berdiri dan melepaskan penutup kemaluannya,yang tadi belum dibukanya.Setelah dibukanya penutup kemaluannya itu aku terkaget. Kemaluan bang Roji membuatku kaget dan takut sekali. Ukurannya cukup panjang dan besar.Aku serasa tak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini.Aku bergidik karena membayangkan apakah au akan sanggup menerima benda besar dan panjang itu.Padahal saat itu,kemaluan Bang Roji belumlah terlalu ereksi.Apalagi jika sudah dalam ukuran maksimal. Berbagai bayangan ketakutan berkecamuk didalam pikiranku.
Aku berusaha menolakkan tubuhnya agar menjauh dari tubuhku padahal saat itu ia sudah siap siap untuk melakukan perangsangan kembali kepadaku. Ia terlihat heran, merasa ada penolakan dari aku saat itu,bang Rojipun menghentikan Aktifitasnya,namun belum bergerak dari kedua kakiku.Ia bertanya padaku dengan suara yang agak gugup.“Adddaa…apa dik Rissa menolak Abangg?”“Bang…apa gak bisa kita undur saja? Sebab…aku takut? punya abang…cukup..panjang dan besar” kataku gugup tanpa melihat ke arahnya karena baru saja didera rasa kaget dan takut saat itu..Bang Roji mengangguk-angguk saja perkataanku itu. Ia sadar miliknya cukup besar dan iapun tahu aku akan cukup kaget menerima benda miliknya itu.
Bang Roji tampaknya tidak mau memaksaku untuk menerimanya saat itu. Ia cukup mengerti dengan alasan penolakan aku. Ia amat bisa menjaga perasaanku saat itu. Memang saat itu aku cukup egois dan tak berperasaan padanya. Namun rasa takut dan ngeri membuatku menolaknya. Bang Roji pun tak lagi memaksakan kemauannya.Masih dalam posisi diantara kedua kakiku, ia lalu kembali merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. Ia kembali mengulum bibirku berulang ulang.Sementara keringatku kembali bercucuran di dahi dan dadaku. Sebagai perwujudan terima kasih aku kepadanya yang tidak memaksaku melakukan penetrasi aku pun menyambut kulumannya dibibirku. Lalu ia pun terus turun kearah buah dadaku dan menjilat putting susuku beberapa kali sambil mengigitnya.Gerakan mulutnya terus turun kearah perut dan singgah di organ vitalku yang kembali mulai basah.Aku semakin tak berani memandangnya saat itu.Hanya kedua tanganku yang terus memegang kepala dan bahunya yang sudah licin karena keringat apalagi dia sudah menahan birahinya untuk memasuki tubuhku. Ketika ia terus menjelajahi liang kelaminku, aku makin merasa terbang dan merasa siap untuk menerimanya. Pikiranku terus bekerja tentang keinginan Bang Roji itu.
Liangku aku rasakan sudah amat basah dan beberapa saat lagi akan meledak.Bang Roji tampaknya tahu aku akan mendapatkan orgasme,namun aku dipermainkannya. Ia tiba tiba saja menghentikan jilatannya di belahanku yang telah basah itu. Cairan di liangku ia telan dan aku kecewa dengan sikapnya tadi.Aku gagal mendapatkan orgasme untuk yang kedua kalinya.
Kedua kakiku masih terbuka seolah siap dimasuki kelamin Bang Roji. Bang Roji memandangku diam.“Bang Oji jahat…aku abang siksa seperti ini. Bang tolong lah bang…jangan siksa aku seperti ini!” permintaanku saat itu.Dengan pandangan yang masih menahan birahi Bang Roji membuka kedua kakiku terbentang. Aku tak lagi menahannya untuk membuka kedua pahaku agar ia bisa mengekspos organ kelaminku ini.“Dik Rissa? abang ingin masuk…apa di bolehkan?” bisiknya.Ia terlihat amat menjaga perasaanku meski ia juga terlihat amat tersiksa saat itu.Bang Roji berusaha mempengaruhi mentalku dengan menarik tanganku untuk memegang kemaluannya yang cukup panjang dan telah siap dipakai itu. Aku yang menduga ia akan menarik tanganku kearah pinggulnya tak tahu bahwa tanganku dibawanya kearah kemaluannya. Aku terkejut dan melepaskan peganganku yang hanya beberapa saat itu. Namun aku sudah cukup kepayahan saat itu.Rasa gatal di organ vitalku menuntunku mengizinkannya memasukiku walaupun konsekwensinya aku akan merasa sakit nantinya. Namun apalah yang terjadi nanti biarlah terjadi, demikian perkataan bawah sadarku. Dengan sikap diam dan posisi kedua kaki yang sudah terbuka,Bang Roji lalu mengangkat kakiku. Ia menggeser pinggulnya kearah lipatan kelaminku.“Bangggg…sshhh!!!” dengusku “Jaangann kaaasarr ya bangg” pintaku.Bang Roji diam saja sambil fokus untuk memasukiku. Bertahap dan sangat lambat ia mulai meretas jalan bagi kemaluannya memasuki aku.Kini dengan sangat hati hati dan tak ingin menyakiti aku bang Roji sudah menempatkan kepala kemaluannya di permukaan liangku. Perasaan berdebar dan takut silih berganti menderaku.Aku pun memicingkan mataku dan hanya berusaha untuk menahan tubuhnya jika nanti merasa sakit.Perlahan namun pasti benda panjang dan besar itu,mulai masuk bertahap, aku mulai merasa sesak di liangku, detik detik pertemuan kelamin kami membuat debar debar aneh didadaku semakin keras.Dan rasa nyilu namun geli mulai aku rasakan.Karena licinnya liangku saat itu, juga kondisi aku yang memang tidak perawan. Tanpa kesulitan berarti kemaluan bang Roji pun masuk kedalam kemaluanku meski saat itu aku sempat menahan tubuhnya karena rasa ngilu di liangku.Aku merasakan liangku seakan penuh oleh benda milik Bang Roji.Bang Roji terus maju kedalam liangku dan iapun menghentikan gerakannya.Ia mendiamkan kemalauannya didalam liangku yang sudah serasa penuh.Aku sungguh merasakan rasa nyilu yang amat sangat juga penuh diorgan intimku ini.Beberapa saat kami sudah menyatu seperti pasangan suami istri yang sedang memadu kasih.
Setelah kami sudah menyatu, Bang Roji mengulum bibirku.Aku menerimanya dengan mengulum juga lidahnya yang bermain main membelit lidahku.Kini kami sudah menyatu satu sama lainnya. Ada rasa penyesalan dalam sanubariku saat itu. Kini aku tidak beda dengan suamiku yang juga telah berselingkuh dengan orang lain yang tidak aku kenal. Kini aku seakan dibutakan oleh rasa dendam kepada suamiku. Aku sudah tak lagi berusaha menyelamatkan rumah tanggaku yang sudah diambang kehancuran saat ini. Perbuatanku bersama Bang Roji saat ini merupakan perbuatan yang tidak terampuni didalam suatu rumah tangga. Namun gejolak dalam tubuhku saat ini mampu mengenyampingkan pikiran pikiran sehatku selama ini. Dalam sikap diam beberapa saat itu Bang Roji lalu menghentikan kulumannya dibibirku.Ia lalu menarik kemaluannya keluar dan masuk lagi. Beberapa kali ia maju mundur masuk kedalam kelaminku. Tampaknya kelaminku sudah dapat menerima kelamin Bang Roji, juga rasa nyeri dan ngilu sudah berangsur hilang diganti rasa nikmat dan birahi yang meninggi.Aku merasa sudah siap untuk mendapatkan orgasme yang tertunda tadinya.Gerakan Bang Roji semakin kuat dan cepat.Tubuhku seakan boneka yang gampang ia gerakan maju mundur. Aku pun mulai didera rasa yang mungkin tak didapat saat bersama suamiku.
Tubuhku bergerak kuat menerima sodokan kemaluan Bang Roji yang semakin cepat.Kedua Payudaraku juga bergoyang kuat dan keringatku seolah membanjir di atas kulitku.Aku hanya merem menikmati gerakan maju mundur bang Roji yang saat itu memegang pinggulku.Sesekali ia meremas payudaraku yang juga telah mengeras.Dan muara dari hubungan kelamin kami berdua itu,aku pun semakin merapatkan kedua kakiku menjepit pinggul bang Roji,dengan dengusan yang aku tahan ,aku pun semakin meraih bahu Bang Roji hingga gores dan sedikit berdarah.Aku mendapatkan Orgasme dari persebadanan ini.Aku pun terkulai lepas dan melepaskan cengkraman di bahunya dan kedua kakiku lantas terlepas dari panggul Bang Roji.Namun Bang Roji seakan masih ingin terus memberiku kepuasan sejati.Aku sudah tak berdaya mengikuti gerakan Bang Roji.Ia masih saja masuk dan keluar berulang ulang hingga aku merasa nyilu didalam kemaluanku.Tak lama setelah aku mendapatkan Orgasme,Bang Rojipun lalu memajukan kemaluannya hingga mentok dan melepaskan spermanya didalam rahimku. Aku tak berusaha melarangnya untuk klimaks didalam rahimku.Aku juga tak perlu kuatir sebab saat ini aku masih melakukan kb jadi masih aman.
Setelah bang Roji klimaks,aku merasakan lelehan spermanya yang keluar dari liangku.Ia tak langsung melepaskan kemaluannya dari liangku.Ia masih menindihku dan berada diatas tubuhku.tampak ia cukup kelelahan saat itu.tak lama memang,kemaluan Bang Roji mulai keujud sebelumnya dan terlepas dari liang kemaluanku. Ia pun terkulai disampingku.Aku pun berusaha menutupi tubuh kami berdua dengan selimut.Padahal saat itu hujan masih mengguyur dengan cukup deras.seperti kebiasaan suamiku,setelah klimaks langsung tertidur. Bang Roji juga demikian, ia langsung rebah dan ngorok disamping aku.Aku pun membelakangnginya,dan meresapi kejadian yang baru aku alami itu.Aku berpikir keras ttg hubunganku yang sudah semakin jauh dengan Bang Roji.Aku pun sempat terbayang,mungkin begitu juga cara Bang Roji berhubungan dengan kedua istrinya.Pantas saja kedua istrinya tak mau minta cerai darinya.Sebab dalam berhubungan Bang Roji amat pengertian dan mampu memuaskan hasrat kedua istrinya,yang kini aku rasakan juga. Letih dengan hubungan badan yang baru aku alami dan pikiran pikiran ttg rumah tanggaku,akupun tertidur membelakangi Bang Roji yang tidur di sampingku saat itu.
Tak lama memang,saat itu telah menunjukan pukul 02.30, hujan telah reda dan hawa dingin malam menusuk kulitku. Aku terbangun oleh gerakan gerakan yang aneh di sekujur tubuhku. Aku berusaha membuka mataku dan terliat Bang Roji sudah berada diantara kedua kakiku.Ia ingin melakukan persebadanan lagi saat itu.Aku yang juga sudah pulih dari rasa letih karena sempat tertidur beberapa saat lalu menerima saja keinginan Bang Roji itu. Tak lama kemudian kami sudah saling mencumbu satu sama lainnya. Dalam keasikkan kami itu, bang Roji lantas menbisiki aku untuk melakukan oral padanya. Aku terkaget sebab aku tak sanggup melakukan pada benda yang cukup besar itu. Apalagi selama aku berhubungan dengan suamiku aku tak pernah melakukannya. Namun Bang Roji memberiku pengertian agar aku mau melakukan sebab nantinya aku pasti suka.Dengan masih gugup dan takut aku mencoba memasukkan kemaluannya kemulutku. Mulanya bau khas kelamin pria membuatku sedikit jijik, namun karena Bang Roji yang menuntun aku,makanya aku hanya mampu mengulum batangnya yang mulai keras itu.Memang Batang Kemaluan Bang Roji amat panjang dan tak muat oleh mulutku.Untunglah Bang Roji mau mengerti aku yang tak siap melakukan itu.
Kemudian kami pun saling membelai agar birahi kami kembali terbakar.Tak memerlukan waktu lama memang,aku pun di minta Bang Roji untuk naik ketiubuhnya.Ia hanya telentang dengan kemaluan yang tegak keras.Aku kemudian berusaha memasukkan tiang tegak milik Bang Roji ke lipatan kemaluanku.Dan beberapa saat kemudian aku pun bergerak naik turun. Sungguh hebat sekali sensasi yang aku dapatkan saat itu. Kuakui bahwa sensasinya amat dapat membuatku cepat orgasme. Sedang bang Roji masih belum apa apa. Aku terlanjur terkulai disampingnya.Dan Bang Roji lantas membelai belai payudaraku hingga aku merasa nikmat. Aku lalu ditelentangkannya dan kedua kakiku dibukanya. Ia masih memilin payudaraku dan lalu menjilatinya.Mulutnya lalu turun kearah perut dan liang kelaminku.Disaat aku sudah mulai kembali naik birahi,Bang Roji lalu memasukkan kemaluannya yang telah keras itu,hingga mentok.
Aku mendengus tertahan,merasa kelaminku penuh.Dan seterusnya ia memaju mundurkan kemaluannya diliangku,Aku seakan tak diberi waktu bernafas malam itu.Keringatku kembali membasahi tubuhku.Dan disaat aku akan mendapatkan kembali orgasme,dengan mencengkram bahunya,Bang Rojipun semakin kuat dan cepat maju mundur dalam kelaminku.Bunyi bunyi pertemuan paha dan kelamin kami membuat nafsu kami berdua semakin memuncak. Tiba tiba aku merasa diserang ribuan rasa nikmat dan terbang. Aku orgasme dan Bang Rojipun memuncratkan air cintanya dalam tubuhku. Beberapa saat yang terdengar hanya deru nafas puas kami yang terdengar.bang Roji masih berdiam di atas tubuhku.Dia lalu melongsor disampingku karena kemaluannya sudah kembali keukuran semula dan terlepas dari kelaminku.Aku sangat puas atas kenikmatan ragawi yang diberikan Bang Roji. Tidak sama dengan yang di berikan suamiku yang setelah puas lalu menarik kemaluannya dari liangku.Kemudian dengan rasa capai yang terasa di tulangku aku tertidur berpelukan dengan Bang Roji.Kini Bang Roji bukan saja sebagai petugas keamanan kompleks namun juga sudah menjadi orang yang amat penting bagi kehidupan aku dan putriku.
Paginya disaat aku terbangun,aku buru-buru membangunkan Bang Roji agar jangan sampai kepergok putri kecilku. Bang Roji cukup paham akan kekuatiranku ini.Ia lantas mengenakan pakaiannya yang sudah berceceran. Aku sempat melihat benda yang semalam memasukiku itu yang kini terkulai lemas. Dengan sedikit malu aku lengoskan mukaku dari pandangan mesra Bang Roji. Setelah pakaiannya terpasang ia pun keluar kamar. Bang Roji langsung pulang kerumahnya,mumpung masih sepi dan belum ada yang tahu.Aku pun lantas turun dari pembaringan,namun rasa nyilu dan pegal dipersendian tubuhku membuatku bermalas malasan hari Sabtu itu.Untunglah hari itu aku tak masuk kantor.Aku berusaha memunguti pakaiannku yang juga berceceran di lantai dan memasukannya kedalam kain kotor.
Aku pun membersihkan kain sprey yang juga sudah awut awutan ditambah oleh adanya noda noda cairan sperma dan keringat kami berdua.Aku lalu masuk kekamar mandi untuk mandi dan membersihkan tubuhku yang aku rasakan lengket-lengket disana sini. Setelah mandi dan berganti pakaian, aku pun memasukkan kain kotorku kedalam mesin cuci. Pagi itu aku mencuci semua pakaian kotorku juga milik putriku.Tak lama memang aku pun menjemurnya.Aku lihat dikamar putriku, rupanya dia sudah bangun dan aku ajak dia untuk mandi pagi itu.Setelah memandikan putriku aku pun memasak makanan yang akan aku makan berdua dengan anakku.Pagi itu perutku terasa lapar ,karena malamnya memang habis bertarung birahi dengan Bang Roji.Aku sempat senyum sendiri membayangkan yang kami perbuat malam tadi.
Setelah semuanya beres dan aku juga sudah minum suplement agar tubuhku tetap bugar,aku pun mengajak putriku untuk jalan keluar.Sebab aku merasa berdosa padanya akibat perbuatanku dan bang Roji malam tadi. Dengan mobil aku ajak putriku jalan jalan ke pusat perbelanjaan. Setelah beberapa jam melakukan jalan jalan dan membeli segala keperluan,aku pun balik pulang.Dan di gerbang menuju kompleks,aku kami bertemu Bang Roji yang sedang tugas.Putriku minta berhenti dan ia ingin bertemu Bang Roji.Lalu tiba-tiba saja putriku minta agar kami jalan-jalan ke Anyer lagi. Ia ingin main air laut katanya.“Maaaa…Cici ingin ke pantai, bareng Pak Roji!” katanya dengan suara yang masih cadel.Aku memandang Bang Roji. Dengan alasan Pak Roji masih tugas aku berusaha menenangkan putriku. Namun Bang Roji bilang Bahwa ia tugas sampai jam 15,00.“Nah sorenya kita bisa kesana dik Rissa” terang Bang Roji, “kan Besok hari minggu,abang bisa libur.”Aku pun terpaksa menuruti kemauan putriku itu. Setelah menyiapkan bekal seadanya, sore itu kami berangkat ke pantai Anyer bertiga dengan Bang Roji dan putriku.
Selama perjalanan aku yang menyetir sebab Bang Roji tak bisa nyetir. Dalam perjalanan itu, putriku dan Bang Roji asik bercanda dan bermain main.Terdengar tawa keduanya yang duduk di bangku belakang. Entah apa yang diketawakan mereka berdua. Tampak sekali putriku butuh sosok ayah, dia terlihat manja bersama Bang Roji. Sesampai di Anyer,kamipun turun dan aku mengurus sewa villa yang akan kami tempati.
Aku dan Bang Roji memasukki villa dan membawa segala keperluan yang telah aku siapkan dari rumah.Aku pun lantas mengeluarkan makanan juga penganan yang akan kami santap malam nanti.Sementara aku di Villa asik masak dan menyiapkan makanan, Bang Roji dan putriku asik juga bermain di pantai hingga senja menjelang. Setelah puas bermain main di pantai, putriku aku bersihkan dengan air hangat dan suapkan makanannya. Mungkin karena telah lelah selama perjalanan dan main air laut, putriku pun tertidur.
Akupun membaringkannya di kamar yang satunya lagi agar ia bisa dengan nyenyak tidur. Saat aku menidurkan putriku, bang Roji sedang duduk di beranda villa,sambil menghisap rokok.Aku pun memanggilnya untuk makan sebab aku tahu ia tentunya sudah lapar juga.Malam itu kami pun makan berdua di meja makan ruang tengah villa. Setelah makan dan menutup makanan dengan tudung yang aku bawa dari rumah, aku pun keluar villa untuk mencari angin. Aku berjalan menyusuri bibir pantai seorang diri dan tak lama kemudian aku sampai di pantai dekat villa.tampak Bang Roji masih duduk dipinggir pantai dekat Villa.Ia sengaja tak jauh dari villa sebab kuatir nanti putriku terbagun dan nangis.Apalagi katanya ia ingin menjaga villa agar tak dimasuki maling,sebab didaerah itu sering terjadi kehilangan katanya.
Melihat aku yang berada di pantai dekat villa, Bang Roji berjalan kearahku.Dia lalu meraih tanganku.Seoalah kami pasangan suami istri iapun lantas menciumi tanganku, aku lantas dipeluk dan kamipun berjalan kearah villa. Masih dalam berpelukan kamipun masuk villa. Bang Roji lalu menutup pintu vila dan mengandengku kekamar. Sampai dalam, kamipun naik ke pembaringan.Aku tak sanggup berkata apa apa sebab kami akan menjalani sorga dunia yang baru kami lakukan.Tidak terlalu berlama lama kamipun sudah dalam keadaan bugil.
Dengan cumbuan dan rabaan yang cukup intens di payudara dan liang intimku, malam itu pun kami melakukan hubungan kelamin untuk yang kesekian kalinya. Bang Roji kurasakan amat perkasa dan mengerti apa yang aku inginkan. Kini aku sudah menemukan seseorang yang mampu mengisi hari hariku, meski aku merasa sedikit cemburu jika ia berada di rumah istri istrinya. Malam itu di vila yang aku sewa, aku kembali dihantarkan Bang Roji menggapai kepuasan sebagi wanita dewasa seutuhnya. Kini aku mendapatkan kepuasan itu dari orang yang aku curigai dulu sering mengintipku itu, apalagi dulunya aku amat tak suka padanya, namun kini aku sudah bisa menerimanya luar dalam. Aku selalu merasa puas bersetubuh dengannya, selain kepuasan seksual, juga kepuasan psikologis mampu membalaskan sakit hatiku pada suamiku yang juga berselingkuh di luar sana.
selingkuh indah untuk dirasakan sesaat, tapi ya itu lah dunia zaman sekarang....