Jumat, 06 November 2015

cerita hot bercinta dengan whita

Ku kejar nikmat bersama Witha (Part 2)download videonya klik sini
Kalian masih terbayangkan di cerita ku yg sebelum nya, ketika diperjalanan menuju jakarta dimana witha tinggal, wanita yg suara nya slalu ku dengar setiap malam melayang bersama hayalanku menikmati sex bersama nya, diperjalanan aku dapet rejeki menikmati tubuh wanita di bis yg aku tumpangi, oke langsung aja ya.
Setelah mandi aku merebahkan diri dikamar yg bersih , wangi, dan ada cermin besar di dalam nya, ya betul sekali itu kamar witha, aku masih mengenakan handuk karna aku merasa malas sekali untuk memakai pakaian, ku pandangi setiap sudut kamar itu, rapih bersih dan wangi, tiba-tiba lamunanku pecah karna witha hadir setelah mandi menyapaku " yank, kok ngelamun?". Sambil tersenyum aku menjawab "eh enggak sayang, cuma kagum aja sama penataan kamar mu ini" dia senyum lalu mendekatiku , aku bergumam oh alangkah indah nya tubuh wanita yg ada dihadapanku ini, payudara yg indah dibalut hanya dengan handuk putih ,download videonya klik sini
Pinggul nya, bagaikan gitar spanyol aduhai, ku pandangi kaki nya indah sekali putih mulus betis nya, dia membuka kedua tangan nya sambil menghapiriku, di lingkarkan nya kedua tangan nya di leherku, sambil dia duduk dipangkuan ku, " sandy sayang pasti capek ya abis perjalanan jauh?" Aku menjawab "enggak kok bagiku jarak ini dekat asalkan bisa .....ku dekatkan bibirku ditelinga nya sambil ku teruskan dengan bisikan "Bercinta dengan kamu withaa"
Sepertinya bisikan ku tadi membuat nya terangsang ,di belainya wajahku , dengan senyum manis, tatapan mata binal dari seorang wanita , dan perlahan dia mendekat mengecup bibirku , dilumatnya bibibirku , dia menjulurkan lidah nya ku sambut dengan bringas ciuman nya" emhhhh... Slurpppp, liur kami beradu, tanpa ku lewatkan kesempatan sambil terus berciuman, kurabai setiap lekuk nya yg masih berbalut handuk, ku rabai juga betis mulus nya naik perlahan ke lutut,, kakinya mengejang "oh dia mulai horny nih" ku lanjutkan rabaan ku kepaha nya ,alangkah lembut nya , tiba2 dia melepaskan ciuman nya dan mendesa " achhh...sandy geli ikhhh..." Ku hanya tersenyum , dia mendongak lalu ku jilati leher nya, ku cupangi lehernya yg mulus " achhhh sayang geli tau , kamu nakal achhh pinter deh bikin witha horny"
Ku lepas belitan handuk ditubuh nya, tanpa buang waktu, aku melahap payudara nya dengan penuh nafsu yg membuat nya kenikmatan, ku remas kedua payudaranya sepertinya dia benar2 horny, terbukti dari payudara nya yg mengeras, dan puting nya yg mencuat mancung, ku jilati ku hisap pentil nya " auhhhhhh, dia merintih sekitar 5 menit ku cumbui dia dipangkuan ku, lalu kurebahkan tubuh nya diranjang, kuciumi lagi dadanya, perlahan turun ker perut nya, sungguh indah bentuk tubuh nya, setelah itu aku julurkan lidahku masuk kepusar nya, dia kegelian menggeliat ke kanan dan ke kiri,
Kuturunkan jilatanku kebawah perlahan sampai menyentuh belahan vagina nya yg bersih tanpa sehelai bulu pun, sepertinya dia memang sudah mempersiapkan semua nya, ku kecup itil nya cuphhhhhh slurppp , membuat dia membusungkan dadanya keatas, menekan pinggul nya ke wajaku, desahan nya semakin menjadi " ochhhhh sandy mantap sayaaaanngg,julurkan lidah mu masuk memeku donk achhhhh"download videonya klik sini
Kuturuti maunya, ku tekan perlahan lidahku masuk auwhhhh rasanya gurih, aroma nya merangsang, memek nya semakin basah , tiba2 dia mengangkat kepalaku dan berkata " udah sayang achh aku gak kuat sandd, masukin yuk yank "
" Oke honey, sandy juga dah gak kuat nih,kita masukin ya sayang "
Dia sudah paham, di tekuk nya kedua lutut nya dia sedikit melebarkan paha nya , sehingga terpampanglah keindahan dari belahan memek nya " oh witha memek mu bikin aku sange banget pengen Ngentotin kamu yank " smile emotikon
Dia meraih kontolku yg sejak tadi sudah tegang , perlahan dia arahkan kepala kontoku kebelahan memeknya " tekan yg dalem ya sand, bikin witha puas yachhhh auhh"
Ku dorong perlahan masuk bleshhhhhh... Auhhh memeknya sempit banget serasa menjepit kontolku berkedut-kedut mencengkram batangku, " achhh sand gede banget sih kontol kmu, ayo sayang genjot aku " ku genjot memek nya sambil ku ciumi payudara nya, achh gila nikmat banget memek witha ni, baru kali ini aku merasakan memek se legit ini, bagiku wanita yg di bis kota itupun tidak ada apa2 nya dibandingkan tubuh witha, " achhhh.. Fuckkk! Witha aku pgn doggy sayanggg!!"
Dia menungging dan menoleh kebelakang, menatapku penuh birahi , menantikan ku segera menghujam vagina nya, "tahan ya witha , ku msukan perlahan,, aduh lebih peret memeknya dengan posisi ini, " achhhh gila gila gila sandyy sayangggg nikmat banget sayy , desahan nya semakin menjadi " iya witha sayang goyangin pinggul mu muter donk say biar lebih nikmat " dia melakukan nya aduhhhhhh.. Rasanya mau copot batang kontol ku gak sanggup aku menjerit, aochhhhh.. Awhhh fuck!
Ku percepat kocokan ku sampai mentok ke rahim nya, " sandy .. Tha mau keluar sayang' ku tak mempedulikan nya "achhh.. Uhhhh.. SayanGgg, aku mau keluar yank " desah nya spertinya dia akan segera mendapatkan orgasme nya , sekali ku sentak dalam blesshhhh.. Dia menjerit panjang.. Ochhhhhh...hhhhhhhhhh, sandddyyyyy!" Dia orgasme hingga dia terkulai lemas, sedangkan aku belum sama sekali mendapatkan nya, ku mengerti dia lelah, akhir nya ku putuskan untuk dia beristirahat, dia tertidur lelap, aku tinggal dia mandi, ketika sedang asik mandi tiba2 terdengar bunyi bel rumah witha , aku segera memakai handuk sedangkan aku belum selesai mandi, ku buka pintu rumah nya dan betapa terkejut nya aku.download videonya klik sini

cerita sex 21+ dokter sandra yang cantik

San… hei aku jaga nich malam ini, elu jangan kirim pasien yang aneh-aneh ya, aku mau bobo, begitu pesanku ketika terdengar telepon di ujung sana diangkat.
“Udah makan belum?” suara merdu di seberang sana menyahut.
“Cie… illeee, perhatian nich”, aku menyambung dan, “Bodo ach”, lalu terdengar tuutt… tuuuttt… tuuut, rupanya telepon di sana sudah ditutup.

Malam ini aku dapat giliran jaga di bangsal bedah sedangkan di UGD alias Unit Gawat Darurat ada dr. Sandra yang jaga. Nah, UGD kalau sudah malam begini jadi pintu gerbang, jadi seluruh pasien akan masuk via UGD, nanti baru dibagi-bagi atau diputuskan oleh dokter jaga akan dikirim ke bagian mana para pasien yang perlu dirawat itu. Syukur-syukur sih bisa ditangani langsung di UGD, jadi tidak perlu merepotkan dokter bangsal. dr. Sandra sendiri harus aku akui dia cukup terampil dan pandai juga, masih sangat muda sekitar 28 tahun, cantik menurutku, tidak terlalu tinggi sekitar 165 cm dengan bodi sedang ideal, kulitnya putih dengan rambut sebahu. Sifatnya cukup pendiam, kalau bicara tenang seakan memberikan kesan sabar tapi yang sering rekan sejawat jumpai yaitu ketus dan judes apalagi kalau lagi moodnya jelek sekali. Celakanya yang sering ditunjukkan, ya seperti itu. Gara-gara itu barangkali, sampai sekarang dia masih single. Cuma dengar-dengar saja belakangan ini dia lagi punya hubungan khusus dengan dr. Anton tapi aku juga tidak pasti.

Kira-kira jam 2 pagi, kamar jaga aku diketuk dengan cukup keras juga.
“Siapa?” tanyaku masih agak malas untuk bangun, sepet benar nih mata.
“Dok, ditunggu di UGD ada pasien konsul”, suara dibalik pintu itu menyahut, oh suster Lena rupanya.
“Ya”, sahutku sejurus kemudian.
Sampe di UGD kulihat ada beberapa pria di dalam ruang UGD dan sayup-sayup terdengar suara rintihan halus dari ranjang periksa di ujung sana, sempat kulihat sepintas seorang pria tergeletak di sana tapi belum sempat kulihat lebih jelas ketika dr. Sandra menyongsongku, “Fran, pasien ini jari telunjuk kanannya masuk ke mesin, parah, baru setengah jam sih, tensi oke, menurutku sih amputasi (dipotong, gitu maksudnya), gimana menurut elu?” demikian resume singkat yang diberikan olehnya.

“San, elu makin cantik aja”, pujiku sebelum meraih status pasien yang diberikannya padaku dan ketika aku berjalan menuju ke tempat pasien itu, sebuah cubitan keras mampir di pinggangku, sambil dr. Sandra mengiringi langkahku sehingga tidak terlalu lihat apa yang dia lakukan. Sakit juga nih.
Saat kulihat, pasien itu memang parah sekali, boleh dibilang hampir putus dan yang tertinggal cuma sedikit daging dan kulit saja.
“Dok, tolong dok… jangan dipotong”, pintanya kepadaku memelas.
Akhirnya aku panggil itu si Om gendut, bosnya barangkali dan seorang rekan kerjanya untuk mendekat dan aku berikan pengertian ke mereka semua.
“Siapa nama Bapak?” begitu aku memulai percakapan sambil melirik ke status untuk memastikan bahwa status yang kupegang memang punya pasien ini.
“Praptono”, sahutnya lemah.
“Begini Pak Prap, saya mengerti keadaan Bapak dan saya akan berusaha untuk mempertahankan jari Bapak, namun hal ini tidak mungkin dilakukan karena yang tersisa hanya sedikit daging dan kulit saja sehingga tidak ada lagi pembuluh darah yang mengalir sampai ke ujung jari. Bila saya jahit dan sambungkan, itu hanya untuk sementara mungkin sekitar 2 - 4 hari setelah itu jari ini akan membusuk dan mau tidak mau pada akhirnya harus dibuang juga, jadi dikerjakan 2 kali. Kalau sekarang kita lakukan hanya butuh 1 kali pengerjaan dengan hasil akhir yang lebih baik, saya akan berusaha untuk seminimal mungkin membuang jaringannya dan pada penyembuhannya nanti diharapkan lebih cepat karena lukanya rapih dan tidak compang-camping seperti ini”, begitu penjelasan aku pada mereka.
Kira - kira seperempat jam kubutuhkan waktu untuk meyakinkan mereka akan tindakan yang akan kita lakukan. Setelah semuanya oke, aku minta dr. Sandra untuk menyiapkan dokumennya termasuk surat persetujuan tindakan medik dan pengurusan untuk rawat inapnya, sementara aku siapkan peralatannya dibantu oleh suster-suster dinas di UGD.
“San, elu mau jadi operatornya?” tanyaku setelah semuanya siap.
“Ehm… aku jadi asisten elu aja deh”, jawabnya setelah terdiam sejenak.
Entah kenapa ruangan UGD ini walaupun ber-AC tetap saja aku merasa panas sehingga butir-butir keringat yang sebesar jagung bercucuran keluar terutama dari dahi dan hidung yang mengalir hingga ke leher saat aku kerja itu. Untung Sandra mengamati hal ini dan sebagai asisten dia cepat tanggap dan berulang kali dia menyeka keringatku. Huh… aku suka sekali waktu dia menyeka keringatku, soalnya wajahku dan wajahnya begitu dekat sehingga aku juga bisa mencium wangi tubuhnya yang begitu menggoda, lebih-lebih rambutnya yang sebahu dia gelung ke atas sehingga tampak lehernya yang putih berjenjang dan tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Benar-benar menggoda iman dan harapan.
Setengah jam kemudian selesai sudah tugasku, tinggal jahit untuk menutup luka yang kuserahkan pada dr. Sandra. Setelah itu kulepaskan sarung tangan sedikit terburu-buru, terus cuci tangan di wastafel yang ada dan segera masuk ke kamar jaga UGD untuk pipis. Ini yang membuat aku tidak tahan dari tadi ingin pipis. Daripada aku mesti lari ke bangsal bedah yang cukup jauh atau keluar UGD di ujung lorong sana juga ada toilet, lebih baik aku pilih di kamar dokter jaga UGD ini, lagi pula rasanya lebih bersih.
Saat kubuka pintu toilet (hendak keluar toilet), “Ooopsss…” terdengar jeritan kecil halus dan kulihat dr. Sandra masih sibuk berusaha menutupi tubuh bagian atasnya dengan kaos yang dipegangnya.
“Ngapain lu di sini?” tanyanya ketus.
“Aku habis pipis nih, elu juga kok nggak periksa-periksa dulu terus ngapain elu buka baju?” tanyaku tak mau disalahkan begitu saja.
“Ya, udah keluar sana”, suaranya sudah lebih lembut seraya bergerak ke balik pintu biar tidak kelihatan dari luar saat kubuka pintu nanti.
Ketika aku sampai di pintu, kulihat dr. Sandra tertunduk dan… ya ampun…. pundaknya yang putih halus terlihat sampai dengan ke pangkal lengannya, “San, pundak elu bagus”, bisikku dekat telinganya dan semburat merah muda segera menjalar di wajahnya dan ia masih tertunduk yang menimbulkan keberanianku untuk mengecup pundaknya perlahan. Ia tetap terdiam dan segera kulanjutkan dengan menjilat sepanjang pundaknya hingga ke pangkal leher dekat tengkuknya. Kupegang lengannya, sempat tersentuh kaos yang dipegangnya untuk menutupi bagian depan tubuhnya dan terasa agak lembab. Rupanya itu alasannya dia membuka kaosnya untuk menggantinya dengan yang baru. Berkeringat juga rupanya tadi.
Perlahan kubalikkan tubuhnya dan segera tampak punggungnya yang putih mulus, halus dan kurengkuh tubuhnya dan kembali lidahku bermain lincah di pundak dan punggungnya hingga ke tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan kusapu dengan lidahku yang basah. “Aaaccch… ach…” desahnya yang pertama dan disusul dengan jeritan kecil tertahan dilontarkannya ketika kugigit urat lehernya dengan gemas dan tubuhnya sedikit mengejang kaku. Kuraba pangkal lengannya hingga ke siku dan dengan sedikit tekanan kuusahakan untuk meluruskannya sikunya yang secara otomatis menarik kaos yang dipegangnya ikut turun ke bawah dan dari belakang pundaknya itu.
Kulihat dua buah gundukan bukit yang tidak terlalu besar tapi sangat menantang dan pada bukit yang sebelah kanan tampak tonjolannya yang masih berwarna merah dadu sedangkan yang sebelah kiri tak terlihat. Kusedot kembali urat lehernya dan ia menjerit tertahan, “Aach… ach… ssshhh”, tubuhnya pun kurasakan semakin lemas oleh karena semakin berat aku menahannya.
Dengan tetap dalam dekapan, kubimbing dr. Sandra menuju ke ranjang yang ada dan perlahan kurebahkan dia, matanya masih terpejam dengan guratan nikmat terhias di senyum tipisnya, dan secara refleks tangannya bergerak menutupi buah dadanya. Kubaringkan tubuhku sendiri di sampingnya dengan tangan kiri menyangga beban tubuh, sedangkan tangan kanan mengusap lembut alis matanya terus turun ke pangkal hidung, mengitari bibir terus turun ke bawah dagu dan berakhir di ujung liang telinganya.

Senyum tipis terus menghias wajahnya dan berakhir dengan desahan halus disertai terbukanya bibir ranum itu. “Ssshhh… acchh…” Kusentuhkan bibirku sendiri ke bibirnya dan segera kami saling berpagutan penuh nafsu. Kuteroboskan lidahku memasuki mulut dan mencari lidahnya untuk saling bergesekan kemudian kugesekan lidahku ke langit-langit mulutnya, sementara tangan kananku kembali menelusuri lekuk wajahnya, leher dan terus turun menyusuri lembah bukit, kudorong tangan kanannya ke bawah dan kukitari putingnya yang menonjol itu. Lima sampai tujuh kali putaran dan putingnya semakin mengeras. Kulepaskan ciumanku dan kualihkan ke dagunya. Sandra memberikan leher bagian depannya dan kusapu lehernya dengan lidahku terus turun dan menyusuri tulang dadanya perlahan kutarik tangannya yang kiri yang masih menutupi bukitnya. Tampak kini dengan jelas kedua puting susunya masih berwarna merah dadu tapi yang kiri masih tenggelam dalam gundukan bukit. Feeling-ku, belum pernah ada yang menyentuh itu sebelumnya.
Kujilat tepat di area puting kirinya yang masih terpendam malu itu pada jilatan yang kelima atau keenam, aku lupa. Puting itu mulai menampakkan dirinya dengan malu-malu dan segera kutangkap dengan lidah dan kutekankan di gigi bagian atas, “Ach… ach… ach…” suara desisnya semakin menjadi dan kali ini tangannya juga mulai aktif memberikan perlawanan dengan mengusap rambut dan punggungku. Sambil terus memainkan kedua buah payudaranya tanganku mulai menjelajah area yang baru turun ke bawah melalui jalur tengah terus dan terus menembus batas atas celana panjangnya sedikit tekanan dan kembali meluncur ke bawah menerobos karet celana dalamnya perlahan turun sedikit dan segera tersentuh bulu-bulu yang sedikit lebih kasar. “Eeehhhm… ech…” tidak diteruskan tapi bergerak kembali naik menyusuri lipatan celana panjangnya dan sampai pada area pinggulnya dan segera kutekan dengan agak keras dan mantap, “Ach…” pekiknya kecil pendek seraya bergerak sedikit liar dan mengangkat pantat dan pinggulnya.

Segera kutekan kembali lagi pinggul ini tapi kali ini kulakukan keduanya kanan dan kiri dan, “Fran… ugh…” teriaknya tertahan. Aku kaget juga, itu kan artinya Sandra sadar siapa yang mencumbunya dan itu juga berarti dia memang memberikan kesempatan itu untukku. Matanya masih terpejam hanya-hanya kadang terbuka. Kutarik restleting celananya dan kutarik celana itu turun. Mudah, oleh karena Sandra memang menginginkannya juga, sehingga gerakan yang dilakukannya sangat membantu. Tungkainya sangat proporsional, kencang, putih mulus, tentu dia merawatnya dengan baik juga oleh karena dia juga kan berasal dari keluarga kaya, kalau tidak salah bapaknya salah satu pejabat tinggi di bea cukai. Kuraba paha bagian dalamnya turun ke bawah betis, terus turun hingga punggung kaki dan secara tak terduga Sandra meronta dan terduduk, dengan nafas memburu dan tersengal-sengal, “Fran…” desisnya tertelan oleh nafasnya yang masih memburu.
download videonya klik sini
Kemudian ia mulai membuka kancing bajuku sedikit tergesa dan kubantunya lalu ia mulai mengecup dadaku yang bidang seraya tangannya bergerak aktif menarik retsleting celanaku dan menariknya lepas. Langsung saja aku berdiri dan melepaskan seluruh bajuku dan kuterjang Sandra sehingga ia rebah kembali dan kujilat mulai dari perutnya. Sementara tangannya ikut mengimbangi dengan mengusap rambutku, ketika aku sampai di selangkangannya kulihat ia memakai celana berwarna dadu dan terlihat belahan tengahnya yang sedikit cekung sementara pinggirnya menonjol keluar mirip pematang sawah dan ada sedikit noda basah di tengahnya tidak terlalu luas, ada sedikit bulu hitam yang mengintip keluar dari balik celananya. Kurapatkan tungkainya lalu kutarik celana dalamnya dan kembali kurentangkan kakinya seraya aku juga melepas celanaku. Kini kami sama berbugil, kemaluanku tegang sekali dan cukup besar untuk ukuranku. Sementara Sandra sudah mengangkang lebar tapi labia mayoranya masih tertutup rapat. Kucoba membukanya dengan jari-jari tangan kiriku dan tampak sebuah lubang kecil sebesar kancing di tengahnya diliputi oleh semacam daging yang berwarna pucat demikian juga dindingnya tampak berwarna pucat walau lebih merah dibandingkan dengan bagian tengahnya. Gila, rupanya masih perawan.

Tak lama kulihat segera keluar cairan bening yang mengalir dari lubang itu oleh karena sudah tidak ada lagi hambatan mekanik yang menghalanginya untuk keluar dan banjir disertai baunya yang khas makin terasa tajam. Baru saat itu kujulurkan lidahku untuk mengusapnya perlahan dengan sedikit tekanan. “Eehhh… ach… ach… ehhh”, desahnya berkepanjangan. Sementara lidahku mencoba untuk membersihkannya namun banjir itu datang tak tertahankan. Aku kembali naik dan menindih tubuh Sandra, sementara kemaluanku menempel di selangkangannya dan aku sudah tidak tahan lagi kemudian aku mulai meremas payudara kanannya yang kenyal itu dengan kekuatan lemah yang makin lama makin kuat.

“Fran… ambilah…” bisiknya tertahan seraya menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sementara kakinya diangkat tinggi-tinggi. Dengan tangan kanan kuarahkan torpedoku untuk menembak dengan tepat. Satu kali gagal rasanya melejit ke atas oleh karena licinnya cairan yang membanjir itu, dua kali masih gagal juga namun yang ketiga rasanya aku berhasil ketika tangan Sandra tiba-tiba memegang erat kedua pergelangan tanganku dengan erat dan desisnya seperti menahan sakit dengan bibir bawah yang ia gigit sendiri. Sementara batang kejantananku rasanya mulai memasuki liang yang sempit dan membuka sesuatu lembaran, sesaat kemudian seluruh batang kemaluanku sudah tertanam dalam liang surganya dan kaki Sandra pun sudah melingkari pinggangku dengan erat dan menahanku untuk bergerak. “Tunggu”, pintanya ketika aku ingin bergerak.

Beberapa saat kemudian aku mulai bergerak mengocoknya perlahan dan kaki Sandra pun sudah turun, mulanya biasa saja dan respon yang diberikan juga masih minimal, sesaat kemudian nafasnya kembali mulai memburu dan butir-butir keringat mulai tampak di dadanya, rambutnya sudah kusut basah makin mempesona dan gerakan mengocokku mulai kutingkatkan frekuensinya dan Sandra pun mulai dapat mengimbanginya.
Makin lama gerakan kami semakin seirama. Tangannya yang pada mulanya diletakkan di dadaku kini bergerak naik dan akhirnya mengusap kepala dan punggungku. “Yach… ach… eeehmm”, desisnya berirama dan sesaat kemudian aku makin merasakan liang senggamanya makin sempit dan terasa makin menjempit kuat, gerakan tubuhnya makin liar. Tangannya sudah meremas bantal dan menarik kain sprei, sementara keringatku mulai menetes membasahi tubuhnya namun yang kunikmati saat ini adalah kenikmatan yang makin meningkat dan luar biasa, lain dari yang kurasakan selama ini melalui masturbasi. Makin cepat, cepat, cepat dan akhirnya kaki Sandra kembali mengunci punggungku dan menariknya lebih ke dalam bersamaan dengan pompaanku yang terakhir dan kami terdiam, sedetik kemudian.. “Eeeggghhh…” jeritannya tertahan bersamaan dengan mengalirnya cairan nikmat itu menjalar di sepanjang kemaluanku dan, “Crooot… crooot”, memberikannya kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya bagi Sandra terasa ada semprotan kuat di dalam sana dan memberikan rasa hangat yang mengalir dan berputar serasa terus menembus ke dalam tiada berujung. Selesai sudah pertempuran namun kekakuan tubuhnya masih kurasakan, demikian juga tubuhku masih kaku.

Sesaat kemudian kuraih bantal yang tersisa, kulipat jadi dua dan kuletakkan kepalaku di situ setelah sebelumnya bergeser sedikit untuk memberinya nafas agar beban tubuhku tidak menindih paru-parunya namun tetap tubuhku menindih tubuhnya. Kulihat senyum puasnya masih mengembang di bibir mungilnya dan tubuhnya terlihat mengkilap licin karena keringat kami berdua.
download videonya klik sini
“Fran… thank you”, sesaat kemudian, “Ehmmm… Fran aku boleh tanya?” bisiknya perlahan.
“Ya”, sahutku sambil tersenyum dan menyeka keringat yang menempel di ujung hidungnya.
“Aku… gadis keberapa yang elu tidurin?” tanyanya setelah sempat terdiam sejenak. “Yang pertama”, kataku meyakinkannya, namun Sandra mengerenyitkan alisnya. “Sungguh?” tanyanya untuk meyakinkan.
“Betul… keperawanan elu aku ambil tapi perjakaku juga elu yang ambil”, bisikku di telinganya. Sandra tersenyum manis.
“San, thank you juga”, itu kata-kata terakhirku sebelum ia tidur terlelap kelelahan dengan senyum puas masih tersungging di bibir mungilnya dan batang kemaluanku juga masih belum keluar tapi aku juga ikut terlelapdownload videonya klik sini

cerita sex indah sang pelacur

Kenalkan namaku Indah. Umurku 24 tahun. Statusku bersuami dengan 2 orang anak. Pekerjaanku pelacur. Tetapi nanti dulu, jangan mencemoohku dulu. Saya bukan pelacur kelas Kramat Tunggak apalagi Monas di Jakarta atau Gang Dolly di Surabaya. Saya seorang pelacur profesional. Oleh karena itu tarip pemakaian saya juga tidak murah. Untuk short play sebesar US$ 200, dengan uang muka US$ 100 dibayar saat pencatatan pesanan dan kekurangannya harus dilunasi sebelum pengguna jasa saya sebelum menaiki tubuh saya.download videonya klik sini

Jelasnya, sebelum kunci kamar tempat berlangsungnya permainan dikunci. Short play berlangsung 1 jam, paling lama 3 jam, tergantung stamina customer. Kalau sesudah 1 jam, sudah merasa capai, dan tidak memiliki lagi kekuatan untuk ereksi, apalagi untuk ejakulasi, artinya permainan sudah usai. Semua kesepakatan ini tertulis dalam tata cara pemakaian tubuh atau jelasnya lagi tata cara persewaan kemaluan saya. Ini sudah penghasilan bersih, sudah merupakan take home pay.

Saya tidak mau tahu soal sewa kamar, minum, makan malam dan sebagainya. Semua aturan ini saya buat dari hasil pengalaman menjadi pelacur selama 3 tahun (saya berniat berhenti menjadi pelacur dua tahun lagi, bila modal saya sudah cukup). Saya tidak pernah diskriminasi, apakah pembeli saya itu seorang pejabat atau konglomerat. Pokoknya ada uang kemaluan saya terhidang, tak ada uang silakan hengkang. More money more service, no money no service.download videonya klik sini

Biasanya para langganan yang sudah ngefans betul pada saya masih memberi tips. Setelah persetubuhan selesai, saya akan menanyakan, "Bapak (atau Mas) puas dengan layanan saya?" Jawabnya bisa macam-macam. "Luar biasa!" mengatakan demikian sambil menggelengkan kepalanya. Atau ada yang menganggukkan kepala, "Biasa!". Tetapi ini yang sering, tanpa berkata sepataHPun memberikan lembaran ratusan ribuan dua atau tiga lembar. Untuk tarip long-play atau all night, tergantung kesepakatan saja, namun tidak akan kurang dari enam ratus dolar. Itu tentang tarip.

Sekarang tentang service. Saya akan menuruti apa saja yang diminta oleh pelanggan (customer) selama hal itu tidak merusak atau menyakiti tubuh saya atau tubuh pelanggan. Dengan mulut, oke, begitu juga mandi kucing atau mandi susu yaitu memijati tubuh pelanggan dengan buah dada saya yang putih dan montok, juga oke-oke saja. Tetapi bersetubuh sambil disiksa, atau saya harus menyiksa pasangan saya, saya akan menolak.

Tiga tahun menjadi pelacur telah memberikan pengalaman hidup yang besar sekali dalam diri saya. Saya mempunyai buku catatan harian tentang hidup saya. Saya selalu menulis pengalaman persetubuhan saya dengan bermacam-macam orang, suku bangsa bahkan dengan laki-laki dari bangsa lain (Afrika, India, Perancis, dan lain-lain). Tetapi kalau selama tiga tahun saya menggeluti profesi saya itu lahir dua orang anak manusia, (masing-masing berumur 2 tahun 3 bulan dan satunya lagi 1 tahun), tentunya saya tidak bisa bahkan tidak mungkin mengetahui siapa bapak masing-masing anak itu. Cobalah dihitung, kalau dalam seminggu saya disetubuhi oleh minimal 10 orang, dalam 1 bulan ada 30 orang yang memarkir kemaluannya di kemaluan saya (1 minggu saat menstruasi, saya libur).

Tetapi ini tidak berarti anak itu tanpa bapak. Resminya anak itu adalah anak Pak Hendrik (nama samaran). Dia adalah boss tempat saya secara resmi bekerja. Seorang notaris dan sekarang sedang merintis membuka kantor pengacara. Pekerjaan resmi (pekerjaan tidak resmi saya adalah pelacur) ini cocok dengan pendidikan saya. Saya, mahasiswa tingkat terakhir Fakultas Hukum salah satu universitas swasta, jurusan hukum perdata. Tetapi nantinya saya kepingin menjadi notaris, seperti Pak Hendrik ini.

Sebetulnya saya ditawari Pak Hendrik untuk menangani kantor pengacara yang akan didirikannya tadi. Tetapi saya tidak mau. Menurut persepsi saya (mudah-mudahan persepsi saya salah) dunia peradilan di negeri kita masih semrawut. Mafia, nepotisme, sogok, intimidasi masih kental mewarnai dunia peradilan kita. Dari yang di daerah sampai ke Mahkamah Agung (ini kata majalah Tempo loh). Tetapi sudahlah itu bukan urusan saya. Lalu darimana saya kenal dengan Pak Hendrik? Itu terjadi pada tahun pertama saya menjadi pelacur.

Waktu itu saya hamil 2 bulan. Kebetulan Pak Hendrik mem-booking saya. Setelah selesai menikmati tubuh dan kemaluan saya sepuasnya, saya muntah-muntah. Itu terjadi waktu saya bangun pagi. Dia bertanya apa saya hamil. Saya jawab iya. Lalu dia bertanya siapa bapaknya. "Ya entahlah", jawab saya. Waktu itulah dia menawari pekerjaan untuk saya, kesediaan untuk secara resmi menjadi suami saya dan tentunya melegalisir bayi yang akan saya lahirkan.

Saya tidak tahu bagaimana dia mengurus tetek bengeknya di kantor catatan sipil dan bagaimana dia dapat menjinakkan isterinya. Yang jelas setelah itu tiap hari Selasa dan Kamis saya berkantor di kantor Pak Hendrik. Lalu apa keuntungan Pak Hendrik? Ya pasti ada. Tiap hari Selasa dan Kamis, dia akan sarapan kedua. Mulai dari menciumi, meraba-raba badan dan buah dada, dan terakhir menyutubuhi. Kadang-kadang saya malah tidak sempat bekerja karena selalu dikerjai oleh suami saya tersebut. (Bangunan yang dipakai sebagai kamar kerja Pak Hendrik dan saya terpisah dengan bangunan untuk ruang kerja stafnya).

Wajah saya memang cantik. Tinggi dan berat serasi, bahkan berat badan di atas angka ideal, namun terkesan seksi. Buah dada cukup besar, tetapi tidak kebesaran seperti perempuan yang menjalani operasi plastik dengan mengganjal buah dadanya dengan silikon. Kata orang saya cukup seksi tetapi dari sikap dan penampilan sehari-hari juga terkesan cerdas. Singkat kata, kalau ada perempuan laku disewa Rp 1,6 juta sekali pakai, bayangkan sendiri bagaimana penampilan, penghidangan dan rasanya. Baiklah terakhir saya ceritakan tentang pengawal saya, atau bodyguard saya.

Namanya Mulyono. Saya biasa memanggilnya Dik Mul, karena memang usianya baru 21 tahun, tiga tahun lebih muda dari saya. Orangnya tinggi, atletis dengan potongan rambut cepak, dan penampilannya seperti militer. Konon katanya, sehabis lulus SLTA Mulyono pernah mengikuti tes masuk di AKMIL, tetapi jatuh pada tes psikologi tahap 2. Orangnya sopan (asli dari Klaten, Jawa Tengah) dan disiplin, dia juga sangat loyal pada saya (saya sudah sering mengetes kesetiaannya tersebut).

Mulyono sudah saya anggap adik sendiri. Menjadi sopir pribadi, mengurus pembayaran kontrak, mengatur waktu kerja, melindungi dari berbagai pemerasan oknum keamanan dan sebagainya, pokoknya seperti sekretaris pribadi. Hanya saja dia tidak tinggal serumah dengan saya. Saya kontrakkan dekat dengan rumah saya. Selain itu dia masih mengikuti kuliah di Universitas Terbuka, Fakultas Hukum. Lalu berapa gajinya? Itu rahasia perusahaan.

Tetapi yang jelas, sebagai seorang penjaga putri cantik, atau penjaga kebun wisata, sekali waktu dia saya beri kesempatan untuk mencicipi atau menikmati keindahan kebun itu. Mula-mula dia memang menolak. Itu terjadi pada suatu malam minggu di rumah. Dia saya panggil, saya minta dia memijati badan saya. Dia menurut. Saya hanya mengenakan gaun malam tipis dengan celana dalam dan BH yang siap dilepas. Mula-mula kaki saya dipijatnya pelan-pelan, enak sekali rasanya. Rasanya tangannya berbakat untuk memijit. Kemudian naik ke betis, yang kiri kemudian yang kanan.

"Dasternya ditarik ke atas saja Dik Mul", kata saya waktu dia mulai memijat bokong.

Saya sengaja memancing nafsu seksnya sedikit demi sedikit. Sementara nafsu saya sudah mulai terbangun dengan pemijatan pada bokong tadi. Bokong saya diputar-putar, dan nafsu seks saya semakin bertambah. Terus pemijatan pada pinggang, lalu punggung. Pada pemijatan di punggung kancing BH saya lepas, sehingga seluruh punggung dapat dipijat secara merata tanpa ada halangan.

Waktu Mulyono memijat leher, dia terlhat sangat berhati-hati. Setelah saya membalikkan badan, Mul akan memulai memijat dari kaki. Tetapi saya mengatakan agar dari atas dulu. Rupanya dia bingung juga kalau dari atas mulai darimana kepala atau leher, padahal dada saya sudah terbuka sehingga kedua bukit kembar yang putih dan kekar itu terbuka dan merangsang yang melihatnya. Belum sampai dia menjawab pertanyaan saya, saya sudah mengatakan..

"Dik Mul, Mbak Indah dicium dulu yach!"
"Ach enggak Mbak jangan."
"Lho kenapa? Dik Mul nggak sayang sama Mbak ya?"

Tanpa menunggu jawaban, saya sambar leher Mul, saya peluk kuat-kuat, saya cium bibirnya. Dengan kedua kaki saya, tubuhnya saya telikung, saya sekap. Dia terlihat gelagapan juga. Lama leher dan kepala Dik Mul dalam dekapan saya. Rasanya seperti mengalahkan anak kecil dalam pergulatan karena Dik Mul ternyata diam saja. Baru setelah lima menit, Dik Mul memberikan perlawanan. Pelukan saya lepaskan. Dia mulai mencium lembut pipi saya, turun ke dagu, lalu dada, di antara kedua buah dada saya. Disapunya dengan bibirnya semua daerah sensitif di sekitar mulut, dada dan leher. Saya menikmati benar ciuman ini. Apalagi setelah bibirnya turun ke bawah di sekitar pusat, pangkal paha dan sekitar kemaluan saya.

Tanpa saya sadari tubuh saya meliuk-liuk, mengikuti dan menikmati rangsangan erotis yang mengalir di seluruh tubuh. Kemaluan saya mulai basah, menanti sesuatu yang akan masuk. Setelah puas diciumi, saya berbisik..

"Dik Mul, masukkan sekarang kemaluannya ya! Saya sudah nggak tahan.."

Dia lalu berdiri dan mulai melepaskan, baju, celana, kaus baju dan terakhir celana dalamnya. Kini penisnya terlihat utuh putih kehitaman, dengan semburat urat-urat kecil di sekitar pangkalnya. Ujungnya seperti ujung bambu runcing, lebih panjang bagian bawah. Penis itu mencuat ke atas, membentuk sudut lebih kurang 30 derajat dengan bidang horisontal.

Pelan-pelan penis itu mulai ditelusupkan di antara bibir kemaluan saya. Setelah itu ditarik secara pelan-pelan. Kemaluannya dan kemaluan saya dapat diibaratkan dua kutub magnit, pergesekannya membangkitkan arus listrik yang merambat dari kemaluan keseluruh tubuh, juga dari kemaluannya dan memberikan rasa nikmat yang sangat kepada pasangan yang sedang ber-charging tersebut. Gosokan kemaluan Mulyono yang semakin cepat membuat seluruh tubuh saya seperti terkena listrik. Kemaluan saya terasa berdenyut meremas kemaluan Mulyono.

Saya orgasme, dan ini terulang lagi beberapa kali, multi orgasme. Makin lama rangsangan itu semakin meningkat. Bersetubuh dengan Mulyono memang saya rasakan agak lain. Biasanya saya bersikap meladeni kepada para pelanggan, tetapi dengan Mulyono saya seperti diladeni, dipuaskan rasa haus saya. Gerakan keluar-masuk kemaluannya yang lambat, ciuman disekitar buah dada yang terkadang diselingi dengan menghisap-hisap putingnya, dan reaksi menggeliat-geliatnya tubuh saya, seperti suatu pertunjukkan slow motion yang mengasyikkan. Dan ketika saraf tubuh saya tak lagi kuat menampung muatan listrik itu, saya berbisik..

"Dik Mul, tembak sekarang ya!" Dan Mulyono mempercepat gesekan kemaluannya, sampai pada puncaknya kakinya mengejang. Bersama itu pula saya peluk kuat-kuat tubuh Mulyono.

Inilah puncak persetubuhanku dengan Mulyono. Teman-teman, sekian dulu perkenalan saya yang panjang lebardownload videonya klik sini

cerita sex bercinta dengan tunangan

Bercinta Dengan Tunangan Orang - Namaku Erick, tentunya bukan nama asli dong. Aku tinggal di suatu kota yang kebetulan sering dijuluki sebagai kota kembang pengalamanku ini terjadi mungkin kira- kira 2 tahun yang lalu. Sebut saja Indi (bukan nama sebenarnya), dia adalah tunangan temanku yang bernama Edi (bukan nama asli) yang tinggal di Jakarta, yang mana pada waktu itu Edi harus keluar kota untuk keperluan bisnisnya.

Oh ya, Edi ini punya adik laki-laki yang bernama Deni, dimana adiknya itu teman mainku juga. Kalau tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan pada waktu itu aku lagi bersiap-siap untuk keluar. Tiba-tiba telpon di rumahku berbunyi, ternyata dari Deni yang mau pinjam motorku untuk menjemput temannya di stasiun kereta api. Dia juga bilang nitip sebentar tunangan kakaknya, karena di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku tidak bisa menolak, lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti bagaimana rupanya. Tidak lama kemudian Deni datang, karena rumahnya memang tidak begitu jauh dari rumahku dan langsung menuju ke kamarku.

“Hei Rick..! Aku langsung pergi nih.. mana kuncinya..?” kata Deni. “Tuh.., di atas meja belajar.” kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku. “Oh ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku. Aku nitip sebentar ya, soalnya tadi di rumah nggak ada siapa-siapa, jadinya aku ajak dulu kesini. Bentar kok Rick..,” kata Deni sambil tertawa kecil. “Erick..,” kataku sambil menyodorkan tanganku. “Indi..,” katanya sambil tersenyum. “Busyeett..! Senyumannya..!” kataku dalam hati. Jantungku langsung berdebar- debar ketika berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar. “Heh..! Kok malah bengong Rick..!” kata Deni sambil menepuk pundakku. “Eh.. oh.. kenapa Den..?” kaget juga aku. “Rick, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Ndi.., kalo si Erick macem-macem, teriak aja..!” ucap Deni sambil langsung pergi. Indi hanya tersenyum saja. “Sialan lu Den..!” gerutuku dalam hati. Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya. “Mo minum apa Ndi..?” kataku melepas rasa maluku. “Apa aja deh Rick. Asal jangan ngasih racun.” katanya sambil tersenyum. “Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!” kataku dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas. Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana. “Udah deh Ndi.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!” kataku sok bijaksana. “Kalo sekali sih nggak apa Rick, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!” ucap Indi dengan nada kesal. “Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau dugaan Kamu salah,” kataku. “Tau ah.., jadi bingung Aku Rick, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!” potong Indi. “Terus mau ngomong apa nih..?” kataku polos. Indi tersenyum mendengar ucapanku. “Kamu udah punya pacar Rick..?” tanya Indi. “Eh, belom.. nggak laku Ndi.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sedikit berbohong. “Ah bohong Kamu Rick..!” ucap Indi sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Indi melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku. “Ada apa Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?” katak u pura-pura bodoh. “Rick, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Indi seperti memelas. “Iyaa.., ada apa Ndi..?” jawabku. “Aku.., Aku.. pengen bercinta Rick..?” pinta Indi. “Hah..!” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku. “Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku.

Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku, “Aku pengen bercinta sama Kamu, Rick..! Puasin Aku Rick..!” Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah. Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan, “Aahh Rick..!” Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat. “Rick.., buka dong bajunya..!” katanya manja. “Bukain dong Ndi..,” kataku. Sambil menciumiku, Indi membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya, “Akhh.., Ndi.” Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.Indi melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. “Okhh.. nikmat sekali,” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot. Indi sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku. “Auwww.., sakit dong Ndi..!” kataku sambil agak meringis. Indi seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya,”Ndi, Aku mau keluar.. akhh..!” Indi cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya, “Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Indi. Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, Indi kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. “Puasin Aku Rick..!” katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan, “Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. “Okkhh..! Erick sayang, terus Rick..! Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris. Indi semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya. “Aakkhh.. Rick..,” Indi menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya. “Rick..! Masukin Rick..! Masukin..!” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan 
download videonya klik sinimengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya. “Udah dong Rick..! Cepet masukin..!” katanya manja. “Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget.” kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri. “Aaakkhh Rick..!” desah Indi. Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Indi. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya. “Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Indi sambil tangannya memegang kedua pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang, “Aaakkhh.. Eriicckk..!” Ternyata Indi sudah mencapai download videonya klik sinipuncaknya duluan. “Aku udah keluar duluan Sayang..!” kata Indi. “Aku masih lama Ndi..,” kataku sambil masih menggenjot tubuhku. Kemudian kuangkat tubuh Indi ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Indi. “Aakkhh Ndi.., punya Kamu enak sekali.” kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini. “Aahh Ndi.., Aku hampir keluar..,” kataku agak terbata-bata. “Aku juga Rick..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Indi sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu. Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya, “Aaakkhh.., Ericckk..!” jerit Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku. “Aakhh, Indii.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Indi. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon. “Kamu hebat sekali Rick..!” puji Indi. “Kamu juga Ndi..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu datangdownload videonya klik sini

cerita sex perkosa anak kos

Namaku adalah wawan, berumur 23 tahun, aku mempunyai tubuh yang atletis sehingga banyak cewe yang ingin jadi pacarku, namun aku belum mau terikat sama pacar, aku masih mau bebas menikmati masa muda…statusku adalah mahasiswa disalah-satu PTN dikotaku.
Hari ini adalah hari senin, jadwal kampusku padat sekali sehingga pagi-pagi aku sudah bangun dan bersiap kekampus, o-i-a aku tinggal in the kost…tempat kost ku dilantai 1 sementara dilantai dua adalah tempat kost cewe.
Selesai mandi aku langsung berpakaian kemudian ngopi sambil merokok. Ketika aku sedang nongkrong didepan kamarku turun seoarang laki-laki dari lantai dua, dia tidak menegurku dan langsung lewat didepanku begitu saja..dalam hatiku berkata
“sombong banget nih cowo, pasti habis ambil jatah ama Tia.
Yang lewat tadi adalah pacarnya tia, cewe. yang ngekost diatas. Tia memang cantik, tinggi, putih dan bodynya padat. Pagi itu aku gue langsung konak ingat Tia, sempat terlintas untuk ML dengannya.
Sesampainya di kampus Erik langsung menghampiriku, erik adalah teman seperjuanganku, biasa dalam hal berburu kenikmatan sesaat. “wan, gimana kalau ntar malam kita berburu lagi, udah absolutist nih nggak pernah diasah? erik berkata sambil tersenyum.
Akh aku lagi ada proyek Rik, nanti aja klu sdh selesai, baru kita berburu lagi, tempatnya terserah kamu deh.” balasku sambil berlalu..
Sebenarnya aku masih kepikiran sama Tia…maka akupun menyusun rencana untuk ntar malam..
Untuk diketahui sebenarnya keinginan untuk ML itu nggak muncul begitu saja, ini karena kejadian beberapa malam yang lalu, saat itu suasana tempat kost lagi sunyi, akupun iseng naik ke lantai dua untuk minjam buku, sesampainya di depan kamar Tia, terdengar eluhan-eluhan nikmat…nalurikupun segera menuntun untuk melihat yang terjadi di dalam, kebetulan sedikit ada celah di balik kaca nako jendelanya. wah ternyata si Tia lagi dient*t ama pacarnya. Sehingga niatku untuk meminjam buku tidak jadi.
Malam harinya aku pun menyusun rencana……
Malam itu kira-kira pukul 9 malam suasana di kostku lagi sepi, orang disamping kamarku lagi keluar cari tugas diwarnet. Aku pun berfikir inilah saatnya untuk bercinta sama Tia. Otakku sudah dditutupi oleh nafsu birahi yang tinggi..
Akupun naik keatas kekamar Tia, kebetulan kamarnya terbuka, kulihat Tia sedang mengerjakan tugas, dia terlihat seksi menggunakan sarung bali dan tanktop.
“Hi..lagi ngapain nih??” tanyaku.
“Biasa kerja tugas, kenapa Wan lu mau minjam buku lagi..?
“nggak..gue cuman bete dibawah kaga ada orang makanya gue naik..nggak mengganggu kan?”
“nggak kok, kebetulan nih gue lagi bikin tugas di corel, lu bantuin gue ya, lu kan jago corel..”
“beres bos..”jawabku “mana yang lainnya kok sepi banget?”
“yeny ada tuh dikamarnya sama cowonya,, kayanya lagi asyik..” jawab Tia sambil tersenyum
“eh gimana bikin lay out iklan yang bagus Wan, lu ajarin gue donk”
Akupun mengambil alih komputer sehingga tia kini duduk dibelakangku..
“Wan lu bikinin yang meriah iklannya ya. Kalo bisa ini warnanya lu rubah biar kontras” sambil tia menujuk pada adviser sehingga toketnya menempel di punggungku..
“beres bos..” konsentrasi kupun hilang..yang ada hanya nafsu sementara senjataku sudah mulai tegang…akupun mulai merencanakan sesuatu..
“tia tutup donk pintunya dingin banget nih ntar gue sakit tipes lagi gara-gara batuin lu.”
“Ga usah deh wan..ga enak masa kita berdua dalam kamar..lu kan bukan pacar gue..”
“makanya lu jangan berfikiran kotor terus donk, masa lu ngga percaya ama gue, emangnya lu mau gue apain???”
“oke deh, tapi lu jangan macem-macem ya, aloof kerjain tugas gue tuh..”
Tia pun menutup pintu kamarnya, kemudian duduk kembali disampingku.
Nyali ku agak ciut karena ternyata tia bukan cewe gampangan baru disuruh tutup pintu aja susah banget gimana kalo gue suruh buka baju bisa teriak nanti. Aku pun berencana mengurungkan niat ku karena takut kalo nanti Tia teriak..
Kukerjakan tugasnya sementara sesekali tia menunjuk monitar jika ada yang salah dan toketnya menempel dipunggungku..
Waktu sudah pukul 10 malam nampaknya tia sudah mulai ngantuk di pun menyandarkan kepalanya dibahuku..
“pinjam bahu lu ya..leher gue pegel nih.. wan matiin lagunya udah malem nih..” akupun mematikan winamp dikomputer..
suasana dikamar kini sangat hening namun tiba-tiba terdengar suara rintihan nikmat dari kamar sebelah, dan kami pun saling berpandangan..
“diapain tuh yeni ama pacarnya?” tanyaku pura-pura bego
“biasa…lu kaya kaga’ tau aja wan”
Akupun mulai konak sementara tia kambali bersandar dibahuku..
Suara rintihan yeni semakin absolutist semakin terlihat nikmat dan tanpa kusadari nafas tia kini mulai tidak teratur..wah lagi konak nih cewe’. ini kesmpatan gue pikirku dalam hati..akupun bersiap-siap menunggu waktu yang tepat..kuperhatikan tia duduknya mulai gelisah..aku pun berbalik dan memegang tangannya dan langsung melumat bibirnya…tia tampak terkejut dan mendorongku namun langsung kudekap erat-erat tubuhnya sehingga dia tidak bisa bergerak..
“lu apa-apaan sih?” dia pun mendorong tubuhku dengan kuat sehingga pelukan ku pun terlepas…
“sory tia…gue kelepasan…abiz gue konak dengar suara yeny dari sebelah…”
“sory banget yaach?” aku pun memohon sama tia
Tia pun pun hanya diam menatapku dan kemudian mengangguk..
Oh..syukurlah tia mau maafin gue..gue takut dia melapor di ibu kost bisa diusir gue..
“lu tidur aja biar tugas lu gue yang selesaikan, gue janji ga bakal ngapa-ngapain lu..”
Tia masih terdiam nampaknya dia bingung harus ngapain…
Akupun kembali mengerjakan tugasnya tia yang tinggal sedikit..
10 menit kemudian tugasnya tia udah selesai..
“tugas lu udah selesai..gue turun ya..sory tadi gue khilaf banget..”
Aku pun berdiri dan keluar dari kamar..tiba-tiba tia memanggilku..
“wan acknowledgment ya..sory tadi gue gu dorong lu terlalu keras..”
“ga papa..gue cabut dulu ya..”
Aku pun kembali kekamar ku menahan konak..kemudian karena terlalu konak akupun onani dikamar dibantu koleksi blur bokep ku dikomputer..setelah onani tiba-tiba hpku berbunyi tanda ada sms..teryata dari tia..akupun langsung baca isi sms itu.
“wan lu kekamar donk sekarang, ada yang mau gue kasih”
Wow pucuk dicinta ulam pun tiba pikirku dalam hati..ternyata tia juga konak nih..pasti dia mau ngajak gue ML.
Akupun langsung naik kekamar tia ditangga aku berpapasan sama yeny dengan pacarnya. Kayanya pacarnya udah mau pulang, sampai didepan kamar tia kuketuk pintunya.
“masuk aja ga dikunci kok..” jawab tia dari dalam.
Aku pun masuk kedalam dan kulihat tia sedang barbaring dikasurnya sementara sarung balinya agak terangkat sehingga pahanya yang putih terlihat…kututup pintu dan langsung ku cium bibirnya tia..dan tia mendorongku..download videonya klik sini
“eit sabar dulu donk..lu udah konak banget ya…sebenarnya tadi gue juga konak tapi gara-gara lu tiba tiba barbarous gue jadi takut tau..” “tapi lu janji jangan bilang siapa-siapa yah apalagi ama pacar gue”
“beres sayang” dan langsung kulumat bibirnya..tia pun membalas dengan memainkan lidahnya,,sesekali dia menghisap lidahku..kini tangan ku mulai memainkan toketnya, dan mulai menciumi lehernya
“sshhh..uhfff..terus wan..enak banget wan..”
Kumasukkan tangan ku kedalam catchbasin tonktopnya dan ternyata dia sudah tidak pake bh..kuremas-remas kedua bukit kembarnya..tia nampak sangat menikmatinya..tangannya mengelus-elus kepalaku dan mulutnya mengeluarkan desahan desahan kenikmatan….
Kini kulepaskan tanktop serta sarung balinya dan kini tia telah bugil karena dia juga sudah tidak mngenakan cd..download videonya klik sini
Tia pun juga melepaskan baju dan celana pendek serta cd ku…
“wow gede banget punya lu wan ga muat nih masuk memiaw gue” tia pun mengelus-ngelus kontholku.
“lebih gede backbone konthol gue atau konthol pacar mu tia?” tanyaku
“konthol lu jauh lebih gede, tapi gue takut ntar memiaw gue jadi longgar, pokoknya ini yang pertama dan terakhir wan ya, soalnya gue kasian tadi liat lu udah konak banget, pasti bawaannya ga enak kan?” sementara tangannya tia masih mengelus-elus konthol ku, ?bisa longgar memiaw gue nih kalo tiap hari dimasukin rudal kaya gini?
“oke deh gue ga bakal minta lagi tapi kalo ntar lu pengen lagi sms aja..”
Tia pun tersenyum dan langsung melumat bibir ku….aku pun membalas dengan hangat dan kumainkan klitorisnya dengan jari-jariku…
Shhh…uhffff..download videonya klik sini
Kini kujilat puting susunya yang berwarna pink..
Shhh…oh..ouchhh enak banget wan terus wan gue ga tahan nih…
Kini kepalaku turun kearah perutnya dan tangannya tia mendorong kepalaku supaya lebih turun ke bawah. Kuturunkan kepalaku arah vaginannya, jembut nya gondrong..kayanya ngga pernah dicukur namun vaginya sangat harum sehingga birahi ku tambah meningkat dan kumudian ku mainkan klitorisnya dengan lidahku…
“Ouh…uhff…..enak banget wan lidah lu enak banget..terusin wan puasin aku malam ini” suara tia mulai meracau…
Aku pun menegurnya
“jangan terlalu ribut ntar kedengeran ama anak2 disebelah…”
“ga ada orang kok cuman yeny yang ada, yang lainnya lagi pada pulang kampung, biarin aja yeny dengar siapa suruh tadi juga ribut..”
“lanjutin lagi wan lidah lu enak banget..”
Aku pun melanjutan memainkan klitorisnya tia dan jariku memainkan bibir vaginanya..
“uhfff..enak banget nih wan gue ngga tahan ….”
Akupun semakin cheat memainkan lidah ku kadang kumasukkan kedalam lubag vaginanya….tia pun kadang menjambak rambut ku menahan nikmat..
“wan gue ga tahan nih gue meu keluar….terus wan ouhhh…..gue sampe wan….uhffffff”
“cairan kenikmatan keluar dari lubang vaginanya dan aku pu terus menjilatnya sampai bersih.
“Gila kamu wan ternyata lu hebat banget…bisa ketagihan gue…”
Akun pun maju kedepan sehingga konthol ku kini berada didepan bibirnya..
“ogah ah wan..gue ga mau isep konthol lu..konthol pacar gue aja ga pernah gue isep…gue jijik”
Namun aku tidak memperdulikkannya karena birahiku sudah memuncak..kutarik kepalanya sehingga konthol ku kini menempel dibibirnya..kupaksa masuk sehingga mulutnya tia kini mulai terbuka. Kudorong pelan pelan dan nampaknya kini tia mulai menikmatinya dia membuka mulutnya sehingga kotolku masuk setengah..
Tia pun mengulumnya. mulutnya memompa konthol ku…
“Ouhhh nikmat banget tia,…terusin isep yang kuat konthol gue….”
tia pun melepaskan kontholku dan menuruhku berbaring…
“lu acknowledgment aja wan biar gue isep, ternyata konthollu enak banget”
Kini tia asik mengulum kontholku dengan ganasnya dan tangannya memainkan biji pelirku..
“ouhh..tia enak banget sayang….terus…kocok terus konthol gue pake mulut lu…”
Lagi asik tia mengulum kontholku tiba-tiba pintu kamar dibuka…
Kamipun terkejut..ternyata yeny…
Gue boleh ikutan ngga? gua konak banget nih denger suara lu tia…pacar gue udah pulang tapi gue ngga puas abis dia cepet banget keluar…
“gabung aja, wawan juga kayanya kuat kok muasin kita berdua..kunci pintunya ntar ada yang ganggu” tia langsung menyuruh masuk yeny..
Yeny pun langsung masuk dan melepas dasternya dan langsug bugil karena tidak pake cd dan bh…
Wow tubuh yenny ngga kalah baguss ama tia, putih, bersih n toketnya gede banget mungkin terlalu sering digunakan sama pacarnya kali.
Tia pun melanjutkan mengulum kontholku dan yeny langsung melumat bibirku..
Gila niatnya mau mempekosa kok malah gue yang diperkosa, ama dua cewe cantik lagi..
Yeny turun ke dadaku dan menjilati puting ku..
Ouh..nikmat banget..lu berdua emang jagooo. Terus sayang i adulation it….kini yeny turun keselangkangan ku dan bergantian mengulum kontholku sama tia..
Sungguh sahabat yang serasi saling berbagi konthol……
Kini tia menghadapkan memiawnya ke mulutku.. Cerita Dewasa | Cerita Panas | Cerita 17 Tahun
“sekarang lu makan nih memiaw gue….”
Tia pun mendorong memiawnya kemulutku dan aku pun langsung menjulurkan lidahku…
Tia pun terus memompa semetara yeny teru asyik mengulum kontholku….
Kira-kira sepuluh menit kami saling ber-oral seks…
Aku pun membaringkan tia di kasur semantara yeny duduk sambil memainkan jari di memiawnya…
“wan jangan lu tumpain didalem ya..gue lagi masa subur nih..”
“Tenang aja sayang”
Aku pun memainkan kontholku di bibir vaginanya….
“shhhh..ouhhh masukin wan gue ga tahan nih……”
Akupun memasukkan kontholku pelan-pelan…agak susah karena kontholku lumayan besar (18cm) walaupun vaginanya tia sudah sangat becek…
“dorong yang dalem wan konthollu enak banget terus wan…”
Bles…. kontholku masuk semua kedalam memiawnya tia…
Aku pun mulai memompa kontholku…
“ouh..hhshhhh…uhfff..terus wan ent*t teru memiaw gue….”
“enak kan konthol gue…mana lebih enak konthol gue atau kontholnya pacar lu”
“konthol lu lebih enak sayang…gede banget…terus sayang ent*t terus, tusuk yang dalem memiaw gue…”
Sementara yeny kini mulai menjilati puting susunya tia sambil meremas remasnya..
Tia mulai bergerak tidak teraturr menahan nikmat…sementara tangangku asyik bermain fishing feel di memiaw nya yeny…
“Terus sayang aku mau keluar nihh….ent*t terus memiaw gue terusssssssss…ouhhhh…gue sampe wan..”
konthol ku serasa dijepit dan kemudian terasa hangat karena cairan kenikmatannnya tia.. akupun terus memompa memiawnya tia yang sudah sangat becek…
Clep..clep…clep..terdengar bunyi dari memiawnya tia yang terus ku pompa..sementara yeny kini mengelus-elus dadaku yang penuh keringat…
“Tia memiaw lu enek banget gue ent*t lagi ya…konthol gue rasanya ga mau lepas”
“ent*t terus memiaw gue wan…gue seneng banget …terus wan…..konthol lu perkasa wan…”
Tia pun mengoyangkan pingulnya mengikuti irama kontholku ku..tampaknya birahinya telah bangkit kembali….
Kuketekuk kakinya kedepan sehingga kontholku lebih leluasa menerobos memiawnya tia….
“oh nikmat banget wan konthollu masuk dalam banget…terus wan…ent*t yang kuat memiaw gue…nikmatin sepuasmu sayang…ouhhhh…uhfff…”
Kulihat yeny sedang asyik meainkan klitorisnya sendiri.nampaknya dia sudah sangat konak…
“wan gue mau keluar lagi nihh….terus sayang…yang kenceng……. konthollu enak wan…”
Akupun mempercepat goyangan ku dan sekali lagi tubuh tia kembali mengejang dan menumpahkan cairan kenikmatan…kucabut kontholku…dan kulihat memiawnya tia nampak merah dan carairan kenikmatannya keluar mebasahi kasur…
“gue cape banget wan…ternyata lu hebat muasin wanita…..”
aku pun melumat bibirnya dengan nafsu…tiba tiba kontholku serasa hangat dan kulihat ternyata yeny telah asyik mengulum kontholku….
“wan lu kok kuat banget sihhh..mulai tadi belum keluar..memiaw gue aja udah tiga kali..”
aku pun hanya tersenyum..
aku pun duduk dan menyuruh yeny terus mengulum kontholku…
“terus yen..kuluman lu enak banget…isep yang kuat kontholku….”
Yeny pun dengan ganas mengulum kontholku…
“wan ent*t gue sekarang ya…gue ga tahan nihhh…konthol lu gede banget…memiaw gue udah gatel nih pengen rasain konthol mu…”
Aku pun menyuruhnya menungging ala dogy style..kudorong pelan-pelan kontholku sampai amblas kedalam…
“ouh…nikmat banget kontholmu wan….terus wan goyang….”
Ku pompa terus memiaw nya yeny..
“wan enak banget…shhhh..uhff….ent*t terus wan,….ent*t yeny terus wan…yeny suka dient*t ama kamu…”
Yeny mulai meracau tidak karuan sementara tia memelukku dari belakang dan dan menggesek-gesekkan jembutnya di pantatku sambil menciumi leherku…
Tia terus berbisik kepadaku
“aku sayang kamu wan maukan kamu puasin aku terus..”
Aku hanya diam karena sedang berkonsentrasi mengent*t memiawnya yeny…
“wan gue mau keluar nih…terus wan….ent*t terus….ouh….”
Cret..cret..cret..terasa kontholku disiram oleh cairan cintanya yeny….aku pun terus memompanya karena aku belum apa-apa…
Yeny nampak menahan rasa sakit dan nikmat…kutarik rambutnya sehingga wajahnya menghadap kebalakang melihatku….
“enak yen kontholku….?”
“enak banget wan…ent*t terus memiaw gue….terus wan…”
Kini yeny memutar-mutar pingulnya sehingga kontholku serasa terpilin-pilin
“terus yen..gue mau keluat nih…enak banget…”
“iya wan gue juga mau keluar lagi….ent*t yang kenceng memiaw gue wan….”
“gue tumpai dimana ni yen…”
“tumpain didalam aja wan…memiaw gue pengen ngerasin sperma mu…”
aku pun menggenjot dengan cepat memiawnya yeny dan tia sedang asyik mencupang leherku…
“gue keluar nih wan…ouh…aahhhh”
“gue jua yen…..ouhhhhhhhhhh….”
Cret…cret….cret…aku pun menumpahkan spermaku didalam memiawnya yeny sambil kupompa pelan-pelan..
Sperma ku sebagian keluar lewat bibir vaginanya…
“enak banget di ent*t sama elu wan…uhfff…cape? banget gue..”
Aku pun mencabut kontholku, karena tadi aku udah onani jadi kontholku langsung lemes..yeny langsung menjilati sisa2 sperma dikontholku sampai bersih…
Setelah itu dia pamitan
“gue udah dulu ya cape? banget nih soalnya tadi udah juga ama pacar gue..lu lanjutin aja berdua…kasian tuh sih tia, dia kayanya masih konak tuh..bye..”
Yeny pun keluar kamar…dan kini tinggal saya sama tia..
“tia sebenernya gue udah absolutist banget pengen ML ama elu tapi gue takut ngajak soalnya lu udah punya pacar”
“wan konthol lu enak banget..jauh lebih enak dari kontholnya pacar gue jadi kapanpun lu minta memiaw gue, bakal gua kasih..hati gue memang milik pacar gue , tapi memiaw gue boleh lu milikin selama ada kesempatan..”
Akupun sangat seneng mendengarnya..wah bisa ngent*t kapan aja nih..tinggal naik keatas..pikirku dalam hati…
“wan ent*t gue sakali lagi bell gue masih pengen nih…lu masih kuat kan..tapi konthol lu kok udah lemes sih…”
“gue tadi abis onani abis gue udah konak banget..tapi kalo lu masih mau, lu kasi bangun nih ade gue..”
Tia pun tersenyum manis dan denga lahap mengulum kontholku yang masih lemas..dia memasukkan semua kontholku sampai kemulutnya dan menghisapnya..kurasakan lidahnya bermain diujung kontholku..
“ohhh nikmat banget tia…terus ade gue mulai bangun nih….”
konthol ku pun mulai tegang kembali, tia mengulumnya dengan lembut seperti sedang menikmati lolypop…
“cepet juga nih berdiri kontholmu wan..”
“isep terus ya..isepan lu enak banget…”
Tia pun meghisap kontholku sambil lidahnya menggelitik ujung kontholku…
Hampir sepuluh menit dia menhisap kontholku…
“masukkin ya sayang gue udah ga tahan nih liat konthol lu..”
Tia pun jongkok diatas konthol ku dan mengarahkan konthol ku kevaginanya..
Pelan-pelan tapi pasti dia menurunkun pantatnya..kulihat rona mukanya yang memerah menahan sakit campur nikmat yang diberikan oleh konthol ku…
“ouh…konthol lu kok bisa gede banget sih wan..kayanya sampe ke rahim gue nih..”
Tia pun mulai menggoyang pinggulnya seperti inul sedang goyang ngebor….
“ouhh tia…enak banget sayang…terus sayang………”
konthol ku serasa di pijat dari segala arah sementara tangan ku meremas toketnya dengan kuat menahan rasa nikmat…
“oh sayang..kontholmu enak banget …remas yang kuat tete gue sayang…ouhh..uhff….”
Aku pun meremas toketnya dengan kuat dan menggoyang pnggulku…
Nikmat sayang gue mau keluarnih….terus…
Dia pun meremas tanganku yang berda ditoketnya..sepertinya dia sedang menahan sesuatu yang sangat nikmat dan kepalanya mengadah keatas..
“ouhhhh….gue keluar lagi sayang nikmat banget…..uhffff….”
Cairan cintanya pun mengalir dibantang kontholku dan membasahi jembut ku
Dia pun menunduk mencium bibir ku sementara kontholku masih berada divaginanya…
“thanks sayang lu udah muasin gue…gue cape banget nih….”
Aku pun tidak memperdulikannya kubaringkan dia dan ku pompa kembali memiawnya..
“ouhhh sakit sayang……terus…sayang…. .uhfff….”
Aku pun memompa semakin liar…
“memiaw lu enak banget tia ….terus tia …goyang terus pinggul lu…gue mau keluar nih”
Tia pun menggoyang pinggulnya…
“sayang jangan dikeluarin didalam ya….”
Aku pun mencabut konthol ku kemudian berdiri dan menyuruh tia mengocoknya..
Tiapun jongkok mengocok konthol ku
“ayo sayang keluarin spermamu….gue pengen rasain spermamu…”
Tia terus mengocok dengan semangat sambil menjilat ujung kontholku…
“hisap sayang pake mulutmu gue mau keluar nihhh..”
Tia pun langsung memasukkan kontholku kemulutnya dan menghisapnya semantara tanganya memainkan bijinya..
Ku ent*t terus mulutnya tia, terasa sangat hangat kontholku didalam mulutnya tia..
“hisap tia gue keluar nih….ouhhhh achhh……..”
Creeet…creett…crettt…spe rma ku tumapah semua dimulutnya….tia langsung menelannya dan menjilati sperma yang masih tersisa di kontholku…diapun menjilat sperma yang disekitar bibirnya….
“sperma lu enak banget..rasanya asin…tapi nikmat wan..”
kontholku pun langsung lemas karena sudah keluar tiga kali dalam waktu beberapa jam..
“Gue cape banget nih tia….”
tia pun berbisik…”wan gue konak lagi sekarang gara gara isep konthol lu..”
Gila nih cewe nafsunya tinggi banget sementara tenaga ku sudah habis terkuras…
“wan lu jilatain memiaw gue ya ampe keluar…”
Dia pun berbaring dan mengangkang…aku pun mulai menjilati memiawnya yang sudah sangat becek….terasa asin namun nikmat….
“wan lu balikin badan lu donk biar gue isep konthol lu…soalnya gue tambah konak kalo isep konthol lu”
Aku pun berbalik, kini kami bergaya 69 menyamping….kepalu ku dijepit oleh pahanya tia dan lidah terus memainkan lubang vaginanya dan kadang kutusuk masuk kevaginanya. Semantara jari ku kutusuk masuk kedalam lubang anusnya…
“enak wan tangan lu…kocokkin anus gue wan…terus wan…”
Kini pinggul tia mulai bergoyang menekan mulutku…semantara kontholku terus dihisap dengan kuat sehingga kini kontholku telah berdiri kembali…
“terus sayang hisap yang kuat lubang vaginaku….ohhh aku mau keluar sayang…ouhhhhh…achhh…”
Cret..crett…terasa cairan asin membasahi lidahku….aku pun menjilatnya sampai habis…
“udah sayang kan..kamu puas kan?” aku pun memeluknya
“puas banget sayang kontholmu enak banget, pengen rasanya isep kontholmu terus..sayang kontholmu masih berdiri tuh gara-gara ku isep tadi….”
“Biarin aja aku udah cape banget nih ntar lemes sendiri kok…”
Kulihat jam telah pukul 2 pagi dan aku sangat ngantuk namun nampaknya tia tidak mau menyia-nyiakan konthol ku yang lagi ngaceng..
“kamu tiduran aja ya,,biar kontholnya ku isep ampe keluar….kasian udah terlanjur berdiri nih..”
Ternyata tia punya nafsu yang tinggi….dia pun mengulum kontholku dengan lahapnya sementara aku hanya berbaring menikmatinya…
“shhh…uhfff terus sayang..”
Sekitar setengah jam dia mehisap akhirnya aku mau keluar….
“isep sayang aku mau keluar nih…..”
Dia pun mengulum kontholku dengan cepat dan cret..cret…sperma ku kembali keluar di mulutnya dan nampaknya hanya sedikit…dia pun asik menjilati nya sampi bersih dan badanku pun terasa lemas sekali…
“Gila kayanya gue yang diperkosa ama tia nih…dia kok kuat banget ya…” pikirku dalam hati.. Kulihat tia terus menjilat kontholku dan aku pun memejamkan mata karena mengantuk dan akhirnya tertidur….dan tia pun tertidur disamping kontholku..
Kira-kira pukul 10 aku terbangun..kulihat tia sedang menyiapakan makanan, rambutnya basah habis keramas…dia hanya memakai sarung bali yang dililitkan sampai didadanya..
“udah bagun wan…mandi gih sana trus makan nih..pasti lu laper banget kan..?”
“Oke deh sayang….”jawabku..
Kamar di kosku ada kamar mandinya didalam jadi ga perlu repot-repot keluar kamar..akupun mandi dan tidak menutup pintu..kulihat tia memandangku terus penuh nafsu…
“pacar lu ga datang hari ini tia..?”tanyaku
“katanya mau datang ntar siang jam 2..” balas tia “wah…gue harus balik nih kekamar gue..? ?ntar lagi aja ..baru jam 10..lu makan aja dulu..”
Tia terus memandangiku dan kini tangannya meremas toketnya sendiri..akupun memanggilnya..
Tia pun langsung masuk ke kamar mandi dan melepaskan sarung balinya..
“wan lu ent*t gue lagi sekarang ya…memiaw gue gatel nih liat konthol lu…”
“gila lu tia…ga ada cape’ nya…”
“abis lu sih mandi kaga tutup pintu, ya konak deh gue liat konthol lu..”
Dia pun jongkok mulai menghisap kontholku yang masih lemas…
Tidak berapa absolutist kemudian konthol ku kembali berdiri tegak….
Kusuruh Tia nungging dan tangang nya berpegang ke bak mandi…
Kumasukkan kontholku kedalam memiawnya yang sudah basah..dan ku ent*t dengan brutal…
“achhhh sakit sayang…pelan-pelan bell ntar memiaw gue robek nih..”
Aku tiadak peduli dan terus menggoyang pinggulku semakin ganas…
“sakit sayang…nikmatttt….terus… perkosa aku…ent*t terusss..”
Aku memompa memiawnya tia dan tanganku meremas-remas toketnya yang bergelantungan..
“nikmat sayang terus….konthol mu panjang banget”
Tia terus meracau dan Tidak absolutist kemudian kurasakan tubuh tia mengejang
“ouhhh gue keluar sayang…enak konthol mu sayang…”
Aku pun mencabut konthol ku dari memiawnya….
“sini gue isep lagi ampe keluar wan..”
“Ngga ah gue mau ent*t lu aja ampe keluar..sekarang lu acknowledgment yah”
“dimana ? disini sayang…?? ” ya iyalah…suasana pasti tambah asyik…”
Kemudian kubaringkan tia di lantai kamar mandi dan kubuka lebar lebar pahanya sehingga terlihat jelas vaginanya yang merekah…
Ku tancapkan kontholku perlahan lahan dan beberapa saat kemudian kontholku sudah keluar masuk di memiawnya…
“ouchhh nikmat sayang ent*t terus sayang,,siram rahimku dengan sperma mu…
Terus sayang..”
Nampaknya gejolak birahi tia sudah memuncak sehingga dia meracau tidak karuan..kepalanya menggeleng kekiri dan kekanan di lantai kamar mandi sehinga terlihat sangat seksi…
Aku pun memompa semakin cepat…
“ent*t terus sayang,, tusuk terus memiaw ku..”
“aku mau keluar lagi…terus sayang….ouchhh..ahh… uhff..aku sampe sayang..”
Cairan cinta pun keluar dari vaginanya tia sementara itu aku juga udah mau keluar…
Kemudian kucabut kontholku dari memiawnya dan kuarahkan kewajahnya…
Crot…crott…crot…sperma ku keluar membasahi wajah tia…kumasukkan kontholku kedalam mulutnya dan dia langsung menjilat dengan lahapnya….
kubersihkan wajah nya dari spermaku menggunakan tangan ku dan dia langsung menjilat jari-jari ku yang penuh dengan sperma……
Aku pun kemudian menariknya untuk berdiri…dan kami pun mandi bersama-sama
Setelah mandi kami langsung makan..kulihat sekarang telah pukul setengah dua..
“gue turun dulu ya sayang..pacar lu udah mau datang kayanya tuh…”
“oke deh sayang, kalo lu mau ent*t gue lu sms aja truz bilang kalo mau pinjam buku..kalo gue bales lu langsung naik aja ya…”
“oke sayang aku pun mencium bibirnya sekali lagi dan turun meninggalkan tia…”
Diluar aku ketemu yeny…
“gila nih..kayanya lembur ya…kirain lu udah turun ternyata masih didalem..”
yeny pun berbisik…ntar kalo gue panggil lu ent*t gue lagi ya…gue ketagihan ama konthol lu yan gede…
“oke deh kapan pun lu panggil gue selalu siap..”
Akupun kembali kekamarku…dan tidak berapa absolutist kemudian pacarnya tia datang dan langsung naik keatas…
“kasian pacarnya baru gue garap semalaman..” kata ku dalam hati
Aku pun langsung beli telur ayam kampung untuk memulihkan backbone ku..
Ketika aku mau tidur tiba-tiba hp ku berdering dan ternyata yeny yang telpon…
“wan lu naik donk ent*t gue nih…gue konak nih abis tia lagi konthol ama pacarnya tuh..”
“oke deh sayang”
Aku pun naik keatas dan kembali memuaskan yeny….
Begitulah kegiatan ku satiap hari jika sedang tidak ada kuliah…
Aku kaya cowo panggilannya tia ama yeny.. dan kadang kami pun capital langsung bertiga